Sabtu, 26 April 2014

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah

oleh Michael H. Hart

01. NABI MUHAMMAD (570 SM - 632 SM)
 

Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.
Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.
Sebagian besar dari orang-orang yang tercantum di dalam buku ini merupakan makhluk beruntung karena lahir dan dibesarkan di pusat-pusat peradaban manusia, berkultur tinggi dan tempat perputaran politik bangsa-bangsa. Muhammad lahir pada tahun 570 M, di kota Mekkah, di bagian agak selatan Jazirah Arabia, suatu tempat yang waktu itu merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni maupun ilmu pengetahuan. Menjadi yatim-piatu di umur enam tahun, dibesarkan dalam situasi sekitar yang sederhana dan rendah hati. Sumber-sumber Islam menyebutkan bahwa Muhamnmad seorang buta huruf. Keadaan ekonominya baru mulai membaik di umur dua puluh lima tahun tatkala dia kawin dengan seorang janda berada. Bagaimanapun, sampai mendekati umur empat puluh tahun nyaris tak tampak petunjuk keluarbiasaannya sebagai manusia.
Umumnya, bangsa Arab saat itu tak memeluk agama tertentu kecuali penyembah berhala Di kota Mekkah ada sejumlah kecil pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar kemungkinan dari merekalah Muhammad untuk pertama kali mendengar perihal adanya satu Tuhan Yang Mahakuasa, yang mengatur seantero alam. Tatkala dia berusia empatpuluh tahun, Muhammad yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa ini menyampaikan sesuatu kepadanya dan memilihnya untuk jadi penyebar kepercayaan yang benar.
Selama tiga tahun Muhammad hanya menyebar agama terbatas pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru tatkala memasuki tahun 613 dia mulai tampil di depan publik. Begitu dia sedikit demi sedikit punya pengikut, penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang berbahaya, pembikin onar. Di tahun 622, cemas terhadap keselamatannya, Muhammad hijrah ke Madinah, kota di utara Mekkah berjarak 200 mil. Di kota itu dia ditawari posisi kekuasaan politik yang cukup meyakinkan.
Peristiwa hijrah ini merupakan titik balik penting bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dia susah memperoleh sejumlah kecil pengikut, dan di Medinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat dia dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang kekuasaan yang sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara pengikut Muhammad bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Mektah dan Madinah. Peperangan ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan pada pihak Muhammad, kembali ke Mekkah selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari hidupnya dia menyaksikan kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab memeluk Agama Islam. Dan tatkala Muhammad wafat tahun 632, dia sudah memastikan dirinya selaku penguasa efektif seantero Jazirah Arabia bagian selatan.
Suku Bedewi punya tradisi turun-temurun sebagai prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah mereka tidaklah banyak dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak satu sama lain. Itu sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari kerajaan-kerajaan yang mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi, Muhammadlah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada keesaan Tuhan, pasukan Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timurlaut Arab berdiri Kekaisaran Persia Baru Sassanids yang luas. Di baratlaut Arabia berdiri Byzantine atau Kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai pusatnya.
Ditilik dari sudut jumlah dan ukuran, jelas Arab tidak bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan pertempuran, pasukan Arab yang membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat menaklukkan Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut dari genggaman Kekaisaran Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia dihajar dalam pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di Nehavend tahun 642.
Tapi, penaklukan besar-besaran --di bawah pimpinan sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab-- itu tidak menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711, pasukan Arab telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari situ mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak kerajaan Visigothic di Spanyol.
Sepintas lalu orang mesti mengira pasukan Muslim akan membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun 732, dalam pertempuran yang masyhur dan dahsyat di Tours, satu pasukan Muslimin yang telah maju ke pusat negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang-orang Frank. Biarpun begitu, hanya dalam tempo secuwil abad pertempuran, orang-orang Bedewi ini -dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad- telah mendirikan sebuah empirium membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah manusia. Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama Islam.
Ternyata, tidak semua penaklukan wilayah itu bersifat permanen. Orang-orang Persia, walaupun masih tetap penganut setia Agama Islam, merebut kembali kemerdekaannya dari tangan Arab. Dan di Spanyol, sesudah melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya berhasil dikuasai kembali oleh orang-orang Nasrani. Sementara itu, Mesopotamia dan Mesir dua tempat kelahiran kebudayaan purba, tetap berada di tangan Arab seperti halnya seantero pantai utara Afrika. Agama Islam, tentu saja, menyebar terus dari satu abad ke abad lain, jauh melangkah dari daerah taklukan. Umumnya jutaan penganut Islam bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan dan India sebelah utara serta Indonesia. Di Indonesia, Agama Islam yang baru itu merupakan faktor pemersatu. Di anak benua India, nyaris kebalikannya: adanya agama baru itu menjadi sebab utama terjadinya perpecahan.
Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama juga, Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu sebabnya mengapa penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat dalam buku ini. Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda tanya apa alasan menempatkan urutan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar. Ada dua alasan pokok yang jadi pegangan saya. Pertama, Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani. Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen (sampai batas tertentu berbeda dengan Yudaisme), St. Paul merupakan tokoh penyebar utama teologi Kristen, tokoh penyebarnya, dan penulis bagian terbesar dari Perjanjian Lama.
Sebaliknya Muhammad bukan saja bertanggung jawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Tambahan pula dia "pencatat" Kitab Suci Al-Quran, kumpulan wahyu kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung dari Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan selama Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyangkan tak lama sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena Al-Quran bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan Al-Quran teramatlah besarnya. Kemungkinan pengaruh Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata mata sudut agama, tampaknya pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah kemanusiaan.
Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa) Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu.
Dari pelbagai peristiwa sejarah, orang bisa saja berkata hal itu bisa terjadi tanpa kepemimpinan khusus dari seseorang yang mengepalai mereka. Misalnya, koloni-koloni di Amerika Selatan mungkin saja bisa membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol walau Simon Bolivar tak pernah ada di dunia. Tapi, misal ini tidak berlaku pada gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab. Tak ada kejadian serupa sebelum Muhammad dan tak ada alasan untuk menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil tanpa Muhammad. Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah manusia di abad ke-13 yang sebagian terpokok berkat pengaruh Jengis Khan. Penaklukan ini, walau lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan bangsa Arab, tidaklah bisa membuktikan kemapanan, dan kini satu-satunya daerah yang diduduki oleh bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa Jengis Khan
Ini jelas menunjukkan beda besar dengan penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab. Membentang dari Irak hingga Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan Agama Islam tapi juga dari jurusan bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaan. Posisi sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab, besar kemungkinan merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantarakan. Jika tidak, boleh jadi sudah akan terjadi di abad ke l3. Perbedaan dan pembagian Arab ke dalam beberapa negara tentu terjadi -tentu saja- dan nyatanya memang begitu, tapi perpecahan yang bersifat sebagian-sebagian itu jangan lantas membuat kita alpa bahwa persatuan mereka masih berwujud. Tapi, baik Iran maupun Indonesia yang kedua-duanya negeri berpenduduk Muslimin dan keduanya penghasil minyak, tidak ikut bergabung dalam sikap embargo minyak pada musim dingin tahun 1973 - 1974. Sebaliknya bukanlah barang kebetulan jika semua negara Arab, semata-mata negara Arab, yang mengambil langkah embargo minyak.
Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam arti pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.

 Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat



2 ISAAC NEWTON 1642-1727


Alam dan hukum alam tersembunyi di balik malam.
Tuhan berkata, biarlah Newton ada! Dan semuanya akan terang benderang.

Isaac Newton, ilmuwan paling besar dan paling berpengaruh yang pernah hidup di dunia, lahir di Woolsthrope, Inggris, tepat pada hari Natal tahun 1642, bertepatan tahun dengan wafatnya Galileo. Seperti halnya Nabi Muhammad, dia lahir sesudah ayahnya meninggal. Di masa bocah dia sudah menunjukkan kecakapan yang nyata di bidang mekanika dan teramat cekatan menggunakan tangannya. Meskipun anak dengan otak cemerlang, di sekolah tampaknya ogah-ogahan dan tidak banyak menarik perhatian. Tatkala menginjak akil baliq, ibunya mengeluarkannya dari sekolah dengan harapan anaknya bisa jadi petani yang baik. Untungnya sang ibu bisa dibujuk, bahwa bakat utamanya tidak terletak di situ. Pada umurnya delapan belas dia masuk Universitas Cambridge. Di sinilah Newton secara kilat menyerap apa yang kemudian terkenal dengan ilmu pengetahuan dan matematika dan dengan cepat pula mulai melakukan penyelidikan sendiri. Antara usia dua puluh satu dan dua puluh tujuh tahun dia sudah meletakkan dasar-dasar teori ilmu pengetahuan yang pada gilirannya kemudian mengubah dunia.
Pertengahan abad ke-17 adalah periode pembenihan ilmu pengetahuan. Penemuan teropong bintang dekat permulaan abad itu telah merombak seluruh pendapat mengenai ilmu perbintangan. Filosof Inggris Francis Bacon dan Filosof Perancis Rene Descartes kedua-duanya berseru kepada ilmuwan seluruh Eropa agar tidak lagi menyandarkan diri pada kekuasaan Aristoteles, melainkan melakukan percobaan dan penelitian atas dasar titik tolak dan keperluan sendiri. Apa yang dikemukakan oleh Bacon dan Descartes, sudah dipraktekkan oleh si hebat Galileo. Penggunaan teropong bintang, penemuan baru untuk penelitian astronomi oleh Newton telah merevolusionerkan penyelidikan bidang itu, dan yang dilakukannya di sektor mekanika telah menghasilkan apa yang kini terkenal dengan sebutan "Hukum gerak Newton" yang pertama.
Ilmuwan besar lain, seperti William Harvey, penemu ihwal peredaran darah dan Johannes Kepler penemu tata gerak planit-planit di seputar matahari, mempersembahkan informasi yang sangat mendasar bagi kalangan cendikiawan. Walau begitu, ilmu pengetahuan murni masih merupakan kegemaran para intelektual, dan masih belum dapat dibuktikan --apabila digunakan dalam teknologi-- bahwa ilmu pengetahuan dapat mengubah pola dasar kehidupan manusia sebagaimana diramalkan oleh Francis Bacon.
Walaupun Copernicus dan Galileo sudah menyepak ke pinggir beberapa anggapan ngelantur tentang pengetahuan purba dan telah menyuguhkan pengertian yang lebih genah mengenai alam semesta, namun tak ada satu pokok pikiran pun yang terumuskan dengan seksama yang mampu membelokkan tumpukan pengertian yang gurem dan tak berdasar seraya menyusunnya dalam suatu teori yang memungkinkan berkembangnya ramalan-ramalan yang lebih ilmiah. Tak lain dari Isaac Newton-lah orangnya yang sanggup menyuguhkan kumpulan teori yang terangkum rapi dan meletakkan batu pertama ilmu pengetahuan modern yang kini arusnya jadi anutan orang.
Newton sendiri agak ogah-ogahan menerbitkan dan mengumumkan penemuan-penemuannya. Gagasan dasar sudah disusunnya jauh sebelum tahun 1669 tetapi banyak teori-teorinya baru diketahui publik bertahun-tahun sesudahnya. Penerbitan pertama penemuannya adalah menyangkut penjungkir-balikan anggapan lama tentang hal-ihwal cahaya. Dalam serentetan percobaan yang seksama, Newton menemukan fakta bahwa apa yang lazim disebut orang "cahaya putih" sebenarnya tak lain dari campuran semua warna yang terkandung dalam pelangi. Dan ia pun dengan sangat hati-hati melakukan analisa tentang akibat-akibat hukum pemantulan dan pembiasan cahaya. Berpegang pada hukum ini dia --pada tahun 1668-- merancang dan sekaligus membangun teropong refleksi pertama, model teropong yang dipergunakan oleh sebagian terbesar penyelidik bintang-kemintang saat ini. Penemuan ini, berbarengan dengan hasil-hasil yang diperolehnya di bidang percobaan optik yang sudah diperagakannya, dipersembahkan olehnya kepada lembaga peneliti kerajaan Inggris tatkala ia berumur dua puluh sembilan tahun.
Keberhasilan Newton di bidang optik saja mungkin sudah memadai untuk mendudukkan Newton pada urutan daftar buku ini. Sementara itu masih ada penemuan-penemuan yang kurang penting di bidang matematika murni dan di bidang mekanika. Persembahan terbesarnya di bidang matematika adalah penemuannya tentang "kalkulus integral" yang mungkin dipecahkannya tatkala ia berumur dua puluh tiga atau dua puluh empat tahun. Penemuan ini merupakan hasil karya terpenting di bidang matematika modern. Bukan semata bagaikan benih yang daripadanya tumbuh teori matematika modern, tetapi juga perabot tak terelakkan yang tanpa penemuannya itu kemajuan pengetahuan modern yang datang menyusul merupakan hal yang mustahil. Biarpun Newton tidak berbuat sesuatu apapun lagi, penemuan "kalkulus integral"-nya saja sudah memadai untuk menuntunnya ke tangga tinggi dalam daftar urutan buku ini.
Tetapi penemuan-penemuan Newton yang terpenting adalah di bidang mekanika, pengetahuan sekitar bergeraknya sesuatu benda. Galileo merupakan penemu pertama hukum yang melukiskan gerak sesuatu obyek apabila tidak dipengaruhi oleh kekuatan luar. Tentu saja pada dasarnya semua obyek dipengaruhi oleh kekuatan luar dan persoalan yang paling penting dalam ihwal mekanik adalah bagaimana obyek bergerak dalam keadaan itu. Masalah ini dipecahkan oleh Newton dalam hukum geraknya yang kedua dan termasyhur dan dapat dianggap sebagai hukum fisika klasik yang paling utama. Hukum kedua (secara matcmatik dijabarkan dcngan persamaan F = m.a) menetapkan bahwa akselerasi obyek adalah sama dengan gaya netto dibagi massa benda. Terhadap kedua hukum itu Newton menambah hukum ketiganya yang masyhur tentang gerak (menegaskan bahwa pada tiap aksi, misalnya kekuatan fisik, terdapat reaksi yang sama dengan yang bertentangan) serta yang paling termasyhur penemuannya tentang kaidah ilmiah hukum gaya berat universal. Keempat perangkat hukum ini, jika digabungkan, akan membentuk suatu kesatuan sistem yang berlaku buat seluruh makro sistem mekanika, mulai dari pergoyangan pendulum hingga gerak planit-planit dalam orbitnya mengelilingi matahari yang dapat diawasi dan gerak-geriknya dapat diramalkan. Newton tidak cuma menetapkan hukum-hukum mekanika, tetapi dia sendiri juga menggunakan alat kalkulus matematik, dan menunjukkan bahwa rumus-rumus fundamental ini dapat dipergunakan bagi pemecahan problem.
Hukum Newton dapat dan sudah dipergunakan dalam skala luas bidang ilmiah serta bidang perancangan pelbagai peralatan teknis. Dalam masa hidupnya, pemraktekan yang paling dramatis adalah di bidang astronomi. Di sektor ini pun Newton berdiri paling depan. Tahun 1678 Newton menerbitkan buku karyanya yang masyhur Prinsip-prinsip matematika mengenai filsafat alamiah (biasanya diringkas Principia saja). Dalam buku itu Newton mengemukakan teorinya tentang hukum gaya berat dan tentang hukum gerak. Dia menunjukkan bagaimana hukum-hukum itu dapat dipergunakan untuk memperkirakan secara tepat gerakan-gerakan planit-planit seputar sang matahari. Persoalan utama gerak-gerik astronomi adalah bagaimana memperkirakan posisi yang tepat dan gerakan bintang-kemintang serta planit-planit, dengan demikian terpecahkan sepenuhnya oleh Newton hanya dengan sekali sambar. Atas karya-karyanya itu Newton sering dianggap seorang astronom terbesar dari semua yang terbesar.
Apa penilaian kita terhadap arti penting keilmiahan Newton? Apabila kita buka-buka indeks ensiklopedia ilmu pengetahuan, kita akan jumpai ihwal menyangkut Newton beserta hukum-hukum dan penemuan-penemuannya dua atau tiga kali lebih banyak jumlahnya dibanding ihwal ilmuwan yang manapun juga. Kata cendikiawan besar Leibniz yang sama sekali tidak dekat dengan Newton bahkan pernah terlibat dalam suatu pertengkaran sengit: "Dari semua hal yang menyangkut matematika dari mulai dunia berkembang hingga adanya Newton, orang itulah yang memberikan sumbangan terbaik." Juga pujian diberikan oleh sarjana besar Perancis, Laplace: "Buku Principia Newton berada jauh di atas semua produk manusia genius yang ada di dunia." Dan Langrange sering menyatakan bahwa Newton adalah genius terbesar yang pernah hidup. Sedangkan Ernst Mach dalam tulisannya di tahun 1901 berkata, "Semua masalah matematika yang sudah terpecahkan sejak masa hidupnya merupakan dasar perkembangan mekanika berdasar atas hukum-hukum Newton." Ini mungkin merupakan penemuan besar Newton yang paling ruwet: dia menemukan wadah pemisahan antara fakta dan hukum, mampu melukiskan beberapa keajaiban namun tidak banyak menolong untuk melakukan dugaan-dugaan; dia mewariskan kepada kita rangkaian kesatuan hukum-hukum yang mampu dipergunakan buat permasalahan fisika dalam ruang lingkup rahasia yang teramat luas dan mengandung kemungkinan untuk melakukan dugaan-dugaan yang tepat.
Dalam uraian yang begini ringkas, adalah mustahil membeberkan secara terperinci penemuan-penemuan Newton. Akibatnya, banyak karya-karya yang agak kurang tenar terpaksa harus disisihkan biarpun punya makna penting di segi penemuan dalam bidang masalahnya sendiri. Newton juga memberi sumbangsih besar di bidang thermodinamika (penyelidikan tentang panas) dan di bidang akustik (ilmu tentang suara). Dan dia pulalah yang menyuguhkan penjelasan yang jernih bagai kristal prinsip-prinsip fisika tentang "pengawetan" jumlah gerak agar tidak terbuang serta "pengawetan" jumlah gerak sesuatu yang bersudut. Antrian penemuan ini kalau mau bisa diperpanjang lagi: Newtonlah orang yang menemukan dalil binomial dalam matematika yang amat logis dan dapat dipertanggungjawabkan. Mau tambah lagi? Dia juga, tak lain tak bukan, orang pertama yang mengutarakan secara meyakinkan ihwal asal mula bintang-bintang.
Nah, sekarang soalnya begini: taruhlah Newton itu ilmuwan yang paling jempol dari semua ilmuwan yang pernah hidup di bumi. Paling kemilau bagaikan batu zamrud di tengah tumpukan batu kali. Taruhlah begitu. Tetapi, bisa saja ada orang yang mempertanyakan alasan apa menempatkan Newton di atas pentolan politikus raksasa seperti Alexander Yang Agung atau George Wasington, serta disebut duluan ketimbang tokoh-tokoh agama besar seperti Nabi Isa atau Budha Gautama. Kenapa mesti begitu?
Pertimbangan saya begini. Memang betul perubahan-perubahan politik itu penting kalau tidak teramat penting. Walau begitu, bagaimanapun juga pada umumnya manusia sebagaian terbesar hidup nyaris tak banyak beda antara mereka di jaman lima ratus tahun sesudah Alexander wafat dengan mereka di jaman lima ratus sebelum Alexander muncul dari rahim ibunya. Dengan kata lain, cara manusia hidup di tahun 1500 sesudah Masehi boleh dibilang serupa dengan cara hidup buyut bin buyut bin buyut mereka di tahun 1500 sebelum Masehi. Sekarang, tengoklah dari sudut perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam lima abad terakhir, berkat penemuan-penemuan ilmiah modern, cara hidup manusia sehari-hari sudah mengalami revolusi besar. Cara berbusana beda, cara makan beda, cara kerja dan ragamnya beda. Bahkan, cara hidup santai berleha-leha pun sama sekali tidak mirip dengan apa yang diperbuat orang jaman tahun 1500 sesudah Masehi. Penemuan ilmiah bukan saja sudah merevolusionerkan teknologi dan ekonomi, tetapi juga sudah mengubah total segi politik, pemikiran keagamaan, seni dan falsafah. Sangat langkalah aspek kehidupan manusia yang tetap "jongkok di tempat" tak beringsut sejengkal pun dengan adanya revolusi ilmiah. Alasan ini --sekali lagi alasan ini-- yang jadi sebab mengapa begitu banyak ilmuwan dan penemu gagasan baru tercantum di dalam daftar buku ini. Newton bukan semata yang paling cerdas otak diantara barisan cerdas otak, tetapi sekaligus dia tokoh yang paling berpengaruh di dalam perkembangan teori ilmu. Itu sebabnya dia peroleh kehormatan untuk didudukkan dalam urutan hampir teratas dari sekian banyak manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Newton menghembuskan nafas penghabisan tahun 1727, dikebumikan di Westminster Abbey, ilmuwan pertama yang memperoleh penghormatan macam itu.

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat

3. NABI ISA (6 SM - 30 M)

Pengaruh Nabi Isa terhadap sejarah kemanusiaan begitu jelas dan begitu besar. Rasanya tak banyak orang yang mempersoalkan apa sebab Nabi Isa berada di tempat hampir teratas dalam daftar buku ini. Malahan, mungkin banyak orang bertanya-tanya kenapa Isa tidak berada di tempat teratas.
Akan halnya kekristenan, tak adalah kiranya masalahnya. Dalam perjalanan sang waktu tak syak lagi agama ini sudah peroleh pemeluk lebih besar dari agama lain yang mana pun juga. Perlu ditegaskan bukanlah perihal pengaruh dari pelbagai agama yang menjadi titik perhitungan di buku ini, melainkan ihwal yang menyangkut pengaruh perorangan. Tidaklah seperti Agama Islam, Agama Nasrani didirikan bukan oleh seorang melainkan dua -- Isa dan St. Paul -- karena itu pengakuan jasa-jasa atas perkembangan agama itu harus dibagi sama antara kedua tokoh itu.
Nabi Isa meletakkan dasar-dasar pokok gagasan etika kekristenan termasuk pandangan spiritual serta ide pokok mengenai tingkah laku.manusia. Sedangkan teologi Kristen dikelola dasar-dasarnya oleh St. Paul. Isa mempersembahkan pesan-pesan spiritual sedangkan St. Paul menambahkannya ke dalam bentuk pemujaan terhadap Isa. Lebih dari itu, St. Paul merupakan penulis bagian-bagian penting Perjanjian Baru dan merupakan penganjur pertama orang-orang agar memeluk Agama Nasrani pada abad pertama lahirnya agama itu.
Isa terhitung berusia muda tatkala "wafat" (lain halnya dengan Buddha atau Muhammad), dan yang ditinggalkannya hanya sejumlah terbatas pengikut. Tatkala Isa mangkat, pengikutnya cuma terdiri dari sejumlah kecil sekte Yahudi. Baru lewat tulisan-tulisan St. Paul dan kegigihan khotbahnya yang tak kenal lelah, sekte kecil itu dirubah menjadi kekuatan dinamis dan merupakan gerakan yang lebih besar, baik terdiri dari orang Yahudi maupun bukan. Dari situlah-akhirnya- tumbuh menjadi salah satu agama besar dunia.
Akibat hal-hal itu sementara orang beranggapan St. Paul-lah dan bukan Isa yang lebih layak dipandang sebagai pendiri Agama Nasrani, karena itu tempatnya dalam daftar urutan buku ini mesti lebih tinggi ketimbang Isa! Biarpun sulit dibayangkan apa wujud kekristenan tanpa St. Paul, tapi sebaliknya juga amatlah jelas: tanpa Nabi Isa, Agama Nasrani tak akan pernah ada samasekali.
Sebaliknya, tampak tak beralasan menganggap Isa bertanggung jawab terhadap semua keadaan seperti penilaian gereja-gereja Kristen serta pribadi-pribadi pemeluk Agama Nasrani kemudian, khusus sejak Isa sendiri tidak setuju dengan sikap-sikap seperti itu. Di antara mereka -misalnya perang agama antar mazhab-mazhab Nasrani, penyembelihan kejam dan pemburuan terhadap orang Yahudi- merupakan kontradiksi dengan sikap dan ajaran Isa. Rasanya tak beralasan menganggap bahwa perbuatan itu disetujui oleh Isa.
Di samping itu walau ilmu pengetahuan modern pertama kali tumbuh di negeri-negeri pemeluk Nasrani di Eropa Barat tapi rasanya tidak kena kalau hal itu dianggap sebagai tanggung jawab Isa. Dengan sendirinya tak seorang pun di antara para pemuka pemeluk Kristen menafsirkan ajaran Isa sebagai suatu seruan untuk melakukan penyelidikan ilmiah terhadap dunia dalam arti fisik. Yang terjadi justru sebaliknya: berbondong-bondongnya masyarakat Romawi memeluk Agama Nasrani mengakibatkan merosotnya baik dasar umum teknologi maupun tingkat umum minat terhadap ilmu pengetahuan.
Bahwa ilmu pengetahuan kebetulan tumbuh di Eropa sebenarnya suatu petunjuk adanya kultur yang diwariskan turun-temurun yang selaras dengan jalan pikiran ilmiah. Ini samasekali tak ada sangkut-pautnya dengan ajaran-ajaran Isa tapi berkat pengaruh rasionalisme Yunani yang jelas tercermin dalam karya-karya Aristoteles dan Euclid. Adalah perlu dicatat timbulnya ilmu pengetahuan modern bukanlah di masa jaya-jayanya kekuasaan gerejani dan kesucian Kristen melainkan pada saat mulai menyingsingnya renaissance, saat tatkala Eropa sedang mencoba memperbaharui warisan sebelum Isa.
Kisah kehidupan Isa jika dikaitkan dengan Perjanjian Baru tentulah sudah tidak asing lagi bagi para pembaca, karena itu bisa membosankan jika dikunyah-kunyah lagi. Tapi, ada juga segi-segi yang masih layak dicatat. Pertama, sebagian terbesar informasi yang kita peroleh tentang kehidupan Isa tidak karu-karuan, simpang-siur tak menentu. Bahkan kita tidak tahu siapa nama aslinya. Besar kemungkinan nama aslinya Yehoshua, sebuah nama umum orang Yahudi (orang Inggris menyebutnya Yoshua). Dan tahun kelahirannya pun tidaklah pasti, walaupun tahun 6 sebelum Masehi dapat dijadikan pegangan.
Bahkan tahun wafatnya pun yang mestinya diketahui dengan jelas oleh para pengikutnya, juga belum bisa dipastikan hingga hari ini. Isa sendiri tidak meninggalkan karya tulisan samasekali, sehingga sebetulnya segala sesuatu mengenai peri kehidupannya berpegang pada penjelasan Perjanjian Baru.
Malangnya, ajaran-ajaran Isa bertentangan satu sama lain dalam banyak pokok masalah. Matthew dan Lukas menyuguhkan versi yang samasekali berbeda mengenai kata-kata akhir yang diucapkan Isa. Kedua versi ini sepintas lalu tampak berasal dari kutipan-kutipan langsung dari Perjanjian Lama.
Sesungguhnya bukanlah barang kebetulan Isa mampu mcngutip dari Perjanjian Lama. Sebab, meskipun Isa pemuka Agama Nasrani, dia sendiri sebetulnya seorang Yahudi yang taat. Sudah sering sekali ditunjukkan bahwa Isa dalam banyak hal teramat mirip dengan nabi-nabi kaum dari Perjanjian Lama dan dia terpengaruh secara mendalam dengan mereka. Seperti halnya nabi-nabi, Isa memiliki pesona personalitas luar biasa yang meninggalkan kesan mendalam dan tak terhapuskan begitu bertemu dengannya. Isa seorang yang mempunyai daya kharisma dalam arti yang sesungguh-sungguhnya .
Berbeda sangat dengan Muhammad yang menggenggam kekuasaan agama dan politik di satu tangan, Isa tidak yunya pengaruh politis di masa hidupnya ataupun di abad berikutnya. (Kedua manusia itu memang punya pengaruh tidak langsung dalam jangka panjang perkembangan politik). Isa menyebar pengaruh sepenuhnya dalam ruang lingkup etika dan merupakan seorang pemimpin spiritual.
Apabila peninggalan Isa semata-rnata dalam kwalitas selaku pemuka spirituaI, tentu saja tepat jika orang mempertanyakan sampai sejauh mana gagasan spiritualnya mempengaruhi dunia. Salah satu sentral ajaran Isa tentu saja Golden Rule-nya. Kini, Golden Rule-nya itu sudah diterima oleh banyak orang, apakah dia itu Nasrani atau bukan sebagai patokan tingkah laku moral. Kita bisa saja berbuat tidak selalu atas dasar patokan itu, tetapi sedikitnya kita mencoba menyelusuri relnya. Jika Isa benar merupakan perumus pertama dari patokan dan petunjuk yang sudah diterima sebagai hampir prinsip yang universal, bisa dipastikan dia layak didudukkan pada urutan pertama daftar ini.
Tapi, fakta menunjukkan yang namanya, Golden Rule itu sebenarnya sudah menjadi patokan yang jadi pegangan Yudaisme, jauh sebetum Isa lahir. Pendeta Hillel, pemuka Yahudi yang hidup satu abad sebelum Masehi secara terang-terangan mengatakan bahwa Golden Rule itu adalah patokan utama Yudaisme.
Hal ini bukan saja diketahui oleh dunia Barat melainkan juga Timur. Filosof Cina Kong Hu-Cu telah mengusulkan konsepsi ini pada tahun 500 sebelum Masehi. Juga kata-kata seperti itu terdapat di dalam Mahabharata, kumpulan puisi Hindu purba. Jadi, kenyataan menunjukkan bahwa filosofi yang terkandung di dalam The Golden Rule diterima oleh hampir tiap kelompok agama besar.
Apakah ini berarti Isa tak punya gagasan etik yang orisinil? Bukan begitu! Pandangan yang bermutu tinggi dan terang benderang di persembahkan dalam Matthew 5:43-44:
Kamu dengar apa yang dikatakan bahwa kamu harus mencintai tetanggamu dan membenci musuhmu. Tapi kukatakan padamu, kasihanilah mereka yang telah mengutukmu, berbuat baiklah kepada mereka yang membencimu, berdoalah buat mereka yang menaruh dendam kepadamu dan menganiayamu.
Dan kalimat sebelumnya berbunyi " ... janganlah melawan kejahatan. Jika mereka tampar pipi kananmu, berikan pipi kirimu juga."
Kini, pendapat ini bukan merupakan bagian dari Yudaisme di masa Isa dan bukan pula jadi bagian pegangan Agama-agama lain. Sudah dapat dipastikan merupakan yang pernah terdengar. Apabila ide ini dianut secara meluas, saya tidak ragu maupun bimbang sedikit pun menempatkan Yesus dalam urutan pertama dalam daftar.
Tapi, kenyataan menunjukkan anutan ide itu tidaklah meluas benar. Malahan, umumnya takkan bisa diterima. Sebagian besar pemeluk Nasrani rnenganggap perintah "Cintailah musuhmu" hanyalah bisa direalisir dalam dunia sempurna, tapi tidak bisa jalan selaku penuntun tingkah laku di dunia tempat kita semua hidup sekarang ini. Umumnya ajaran itu tidak dilaksanakan, dan pula tidak mengharapkan orang lain melakukannya. Kepada anak-anak pun kita tidak memberi ajaran begitu. Ajaran Isa yang paling nyata adalah tetap merupakan semacam ajaran yang bersifat kelompok dan secara mendasar tak liwat anjuran yang teruji lebih dulu.

4. BUDDHA (563 SM - 483 SM)

Gautama Buddha nama aslinya pangeran Siddhartha pendiri Agama Buddha, salah satu dari agama terbesar di dunia. Putra raja Kapilavastu, timur laut India. berbatasan dengan Nepal. Siddhartha sendiri (marga Gautama dari suku Sakya) konon lahir di Lumbini yang kini termasuk wilayah negara Nepal. Kawin pada umur enam belas tahun dengan sepupunya yang sebaya. Dibesarkan di dalam istana mewah, pangeran Siddhartha tak betah dengan hidup enak berleha-leha, dan dirundung rasa tidak puas yang amat. Dari jendela istana yang gemerlapan dia menjenguk ke luar dan tampak olehnya orang-orang miskin terkapar di jalan-jalan, makan pagi sore tidak, atau tidak mampu makan sama sekali. Hari demi hari mengejar kebutuhan hidup yang tak kunjung terjangkau bagai seikat gandum di gantung di moncong keledai. Tarolah itu yang gembel. Sedangkan yang berpunya pun sering kehinggapan rasa tak puas, waswas gelisah, kecewa dan murung karena dihantui serba penyakit yang setiap waktu menyeretnya ke liang lahat. Siddhartha berpikir, keadaan ini mesti dirobah. Mesti terwujud makna hidup dalam arti kata yang sesungguhnya, dan bukan sekedar kesenangan yang bersifat sementara yang senantiasa dibayangi dengan penderitaan dan kematian.
Tatkala berumur dua puluh sembilan tahun, tak lama sesudah putra pertamanya lahir, Gautama mengambil keputusan dia mesti meninggalkan kehidupan istananya dan mengharnbakan diri kepada upaya mencari kebenaran sejati yang bukan sepuhan. Berpikir bukan sekedar berpikir, melainkan bertindak. Dengan lenggang kangkung dia tinggalkan istana, tanpa membawa serta anak-bini, tanpa membawa barang dan harta apa pun, dan menjadi gelandangan dengan tidak sepeser pun di kantong. Langkah pertama, untuk sementara waktu, dia menuntut ilmu dari orang-orang bijak yang ada saat itu dan sesudah merasa cukup mengantongi ilmu pengetahuan, dia sampai pada tingkat kesimpulan pemecahan masalah ketidakpuasan manusia.
Umum beranggapan, bertapa itu jalan menuju kearifan sejati. Atas dasar anggapan itu Gautama mencoba menjadi seorang pertapa, bertahun-tahun puasa serta menahan nafsu sehebat-hebatnya. Akhirnya dia sadar laku menyiksa diri ujung-ujungnya cuma mengaburkan pikiran, dan bukannya malah menuntun lebih dekat kepada kebenaran sejati. Pikir punya pikir, dia putuskan mendingan makan saja seperti layaknya manusia normal dan stop bertapa segala macam karena perbuatan itu bukan saja tidak ada gunanya melainkan bisa bikin badan kerempeng, loyo, mata kunang-kunang, ngantuk, linu, bahkan juga mendekati bego.
Dalam kesendirian yang tenang tenteram dia bergumul dengan perikehidupan problem manusiawi. Akhirnya pada suatu malam, ketika dia sedang duduk di bawah sebuah pohon berdaun lebar dan berbuahkan semacarn bentuk buah pir yang sarat biji segala macam, maka berdatanganlah teka-teki masalah hidup seakan berjatuhan menimpanya. Semalam suntuk Siddhartha merenung dalam-dalam dan ketika mentari merekah di ufuk timur dia tersentak dan berbarengan yakin bahwa terpecahkan sudah persoalan yang rumit dan dia pun mulai saat itu menyebut dirinya Buddha "orang yang diberi penerangan."
Pada saat itu umurnya menginjak tiga puluh lima tahun. Sisa umurnya yang empat puluh lima tahun dipergunakannya berkelana sepanjang India bagian utara, menyebarkan filosofi barunya di depan khalayak siapa saja yang sudi mendengarkan. Saat dia wafat, tahun 483 sebelum Masehi, sudah ratusan ribu pemeluk ajarannya. Meskipun ucapan-ucapannya masih belum ditulis orang tapi petuah-petuahnya dihafal oleh banyak pengikutnya di luar kepala, diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya lewat mulut semata.
Pokok ajaran Buddha dapat diringkas di dalam apa yang menurut istilah penganutnya "Empat kebajikan kebenaran:" pertama, kehidupan manusia itu pada dasarnya tidak bahagia; kedua, sebab-musabab ketidakbahagiaan ini adalah memikirkan kepentingan diri sendiri serta terbelenggu oleh nafsu; ketiga, pemikiran kepentingan diri sendiri dan nafsu dapat ditekan habis bilamana segala nafsu dan hasrat dapat ditiadakan, dalam ajaran Buddha disebut nirvana; keempat, menimbang benar, berpikir benar, berbicara benar, berbuat benar, cari nafkah benar, berusaha benar, mengingat benar, meditasi benar. Dapat ditarnbahkan Agama Buddha itu terbuka buat siapa saja, tak peduli dari ras apa pun dia, (ini yang membedakannya dengan Agama Hindu).
Beberapa saat sesudah Gautama wafat agama baru ini merambat pelan. Pada abad ke-3 sebelum Masehi, seorang kaisar India yang besar kuasa bernama Asoka menjadi pemeluk Agama Buddha. Berkat dukungannya, penyebaran Agama Buddha melesat deras, bukan saja di India tapi juga di Birma. Dari sini agarna itu menjalar ke seluruh Asia Tenggara, ke Malaysia dan Indonesia.
Angin penyebaran pengaruh itu bukan cuma bertiup ke selatan melainkan juga ke utara, menerobos masuk Tibet, ke Afghanistan dan Asia Tengah. Tidak sampai situ. Dia mengambah Cina dan merenggut pengaruh yang bukan buatan besarnya dan dari sana menyeberang ke Jepang dan Korea.
Sedangkan di India sendiri agama baru itu mulai menurun pengaruhnya sesudah sekitar tahun 500 Masehi malahan nyaris punah di tahun 1200. Sebaliknya di Cina dan di Jepang, Agama Buddha tetap bertahan sebagai agama pokok. Begitu pula di Tibet dan Asia Tenggara agama itu mengalami masa jayanya berabad-abad.
Ajaran-ajaran Buddha tidak tertulis hingga berabad-abad sesudah wafatnya Gautama. Karena itu mudahlah dimaklumi mengapa Agama itu terpecah-pecah ke dalam pelbagai sekte. Dua cabang besar Agama Buddha adalah cabang Theravada-pengaruhnya terutama di Asia Tenggara dan menurut anggapan sebagian besar sarjana-sarjana Barat cabang inilah yang paling mendekati ajaran-ajaran Buddha yang asli-. Cabang lainnya adalah Mahayana, bobot pengaruhnya terletak di Tibet, Cina dan juga di Asia Tenggara secara umum.
Buddha, selaku pendiri salah satu agama terbesar di dunia, jelas layak menduduki urutan tingkat hampir teratas dalam daftar buku ini. Karena jumlah pemeluk Agama Buddha tinggal 200 juta dibanding dengan pemeluk Agama Islam yang 500 juta banyaknya dan satu milyar pemeluk Agama Nasrani, dengan sendirinya pengaruh Buddha lebih kecil ketimbang Muhammad atau Isa. Akan tetapi, beda jumlah penganut -jika dijadikan ukuran yang keliwat ketat- bisa juga menyesatkan. Misalnya, matinya atau merosotnya Agama Buddha di India bukan merosot sembarang merosot melainkan karena Agama Hindu sudah menyerap banyak ajaran dan prinsip-prinsip Buddha ke dalam tubuhnya. Di Cina pun, sejumlah besar penduduk yang tidak lagi terang-terangan menyebut dirinya penganut Buddha dalam praktek kehidupan sehari-hari sebenarnya amat di pengaruhi oleh filosofi agama.
Agama Buddha, jauh mengungguli baik Islam maupun Nasrani, punya anasir pacifis yang amat menonjol. Pandangan yang berpangkal pada tanpa kekerasan ini memainkan peranan penting dalam sejarah politik negara-negara berpenganut Buddha.
Banyak orang bilang bila suatu saat kelak Isa turun kembali ke bumi dia akan melongo kaget melihat segala apa yang dilakukan orang atas namanya, dan akan cemas atas pertumpahan darah yang terjadi dalam pertentangan antar sekte yang saling berbeda pendapat yang sama-sama mengaku jadi pengikutnya. Begitu juga akan terjadi pada diri Buddha. Dia tak bisa tidak akan ternganga-nganga menyaksikan begitu banyaknya sekte-sekte Agama Buddha yang bertumbuhan di mana-mana, saling berbeda satu sama lain walau semuanya mengaku pemeluk Buddha. Narnun, bagaimanapun semrawutnya sekte-sekte yang saling berbeda itu tidaklah sarnpai menimbulkan perang agama berdarah seperti terjadi di dunia Kristen Eropa. Dalam hubungan ini, paling sedikit berarti ajaran Buddha tampak jauh mendalam dihayati oleh pemeluknya ketimbang ajaran-ajaran Isa dalarn kaitan yang sama.
Buddha dan Kong Hu-Cu kira-kira punya pengaruh setaraf terhadap dunia. Keduanya hidup di kurun waktu yang hampir bersamaan, dan jumlah pengikutnya pun tak jauh beda. Pilihan saya menempatkan nama Buddha lebih dulu daripada Kong Hu-Cu dalam urutan disandarkan atas dua pertimbangan: pertama, perkembangan Komunisme di Cina nyaris menyapu habis pengaruh Kong Hu -Cu, sedangkan tampaknya masa depan Buddha masih lebih banyak celah dan pengaruh ketimbang dalam Kong Hu-Cu; kedua, kegagalan ajaran Kong Hu-Cu menyebar luas ke luar batas Cina menunjukkan betapa erat taut bertautnya ajaran Kong Hu-Cu dengan sikap dan tata cara jaman Cina lama. Sebaliknya, ajaran Buddha tak ada mengandung pernyataan ulangan atau mengunyah-ngunyah filosofi India terdahulu, dan Agama Buddha menyebar melangkah batas pekarangan negerinya -India- bersandarkan gagasan tulen Gautama serta jangkauan luas filosofinya.

5. KONG HU-CU (551 SM - 479 SM)

Tak salah lagi, Kong Hu-Cu seorang filosof besar Cina. Dan tak salah lagi, dialah orang pertama pengembang sistem memadukan alam pikiran dan kepercayaan orang Cina yang paling mendasar. Filosofinya menyangkut moralitas orang perorang dan konsepsi suatu pemerintahan tentang cara-cara melayani rakyat dan memerintahnya liwat tingkah laku teladan- telah menyerap jadi darah daging kehidupan dan kebudayaan orang Cina selama lebih dari dua ribu tahun. Lebih dari itu, juga berpengaruh terhadap sebahagian penduduk dunia lain.
Lahir sekitar tahun 551 SM di kota kecil Lu, kini masuk wilayah propinsi Shantung di timur laut daratan Cina. Dalam usia muda ditinggal mati ayah, membuatnya hidup sengsara di samping ibunya. Waktu berangkat dewasa dia jadi pegawai negeri kelas teri tapi sesudah selang beberapa tahun dia memutuskan mendingan copot diri saja. Sepanjang enam belas tahun berikutnya Kong Hu-Cu jadi guru, sedikit demi sedikit mencari pengaruh dan pengikut anutan filosofinya. Menginjak umur lima puluh tahun bintangnya mulai bersinar karena dia dapat kedudukan tinggi di pemerintahan kota Lu.
Sang nasib baik rupanya tidak selamanya ramah karena orang-orang yang dengki dengan ulah ini dan ulah itu menyeretnya ke pengadilan sehingga bukan saja berhasil mencopotnya dari kursi jabatan tapi juga membuatnya meninggalkan kota. Tak kurang dari tiga belas tahun lamanya Kong Hu-Cu berkelana ke mana kaki melangkah, jadi guru keliling, baru pulang kerumah asal lima tahun sebelum wafatnya tahun 479 SM.
Kong Hu-Cu kerap dianggap selaku pendiri sebuah agama; anggapan ini tentu saja meleset. Dia jarang sekali mengkaitkan ajarannya dengan keTuhanan, menolak perbincangan alam akhirat, dan mengelak tegas setiap omongan yang berhubungan dengan soal-soal metaflsika. Dia -tak lebih dan tak kurang- seorang filosof sekuler, cuma berurusan dengan masalah-masalah moral politik dan pribadi serta tingkah laku akhlak.
Ada dua nilai yang teramat penting, kata Kong Hu-Cu, yaitu "Yen" dan "Li:" "Yen" sering diterjemahkan dengan kata "Cinta," tapi sebetulnya lebih kena diartikan "Keramah-tamahan dalam hubungan dengan seseorang." "Li" dilukiskan sebagai gabungan antara tingkah laku, ibadah, adat kebiasaan, tatakrama dan sopan santun.
Pemujaan terhadap leluhur, dasar bin dasarnya kepercayaan orang Cina bahkan sebelum lahirnya Kong Hu-Cu, lebih diteguhkan lagi dengan titik berat kesetiaan kepada sanak keluarga dan penghormatan terhadap orang tua. Ajaran Kong Hu-Cu juga menggaris bawahi arti penting kemestian seorang istri menaruh hormat dan taat kepada suami serta kemestian serupa dari seorang warga kepada pemerintahannya. Ini agak berbeda dengan cerita-cerita rakyat Cina yang senantiasa menentang tiap bentuk tirani. Kong Hu-Cu yakin, adanya negara itu tak lain untuk melayani kepentingan rakyat, bukan terputar balik. Tak jemu-jemunya Kong Hu-Cu menekankan bahwa penguasa mesti memerintah pertama-tama berlandaskan beri contoh teladan yang moralis dan bukannya lewat main keras dan kemplang. Dan salah satu hukum ajarannya sedikit mirip dengan "Golden Rule" nya Nasrani yang berbunyi "Apa yang kamu tidak suka orang lain berbuat terhadap dirimu, jangan lakukan."
Pokok pandangan utama Kong Hu-Cu dasarnya teramat konservatif. Menurut hematnya, jaman keemasan sudah lampau, dan dia menghimbau baik penguasa maupun rakyat supaya kembali asal, berpegang pada ukuran moral yang genah, tidak ngelantur. Kenyataan yang ada bukanlah perkara yang mudah dihadapi. Keinginan Kong Hu-Cu agar cara memerintah bukan main bentak, melainkan lewat tunjukkan suri teladan yang baik tidak begitu lancar pada awal-awal jamannya. Karena itu, Kong Hu-Cu lebih mendekati seorang pembaharu, seorang inovator ketimbang apa yang sesungguhnya jadi idamannya.
Kong Hu-Cu hidup di jaman dinasti Chou, masa menyuburnya kehidupan intelektual di Cina, sedangkan penguasa saat itu tidak menggubris sama sekali petuah-petuahnya. Baru sesudah dia wafatlah ajaran-ajarannya menyebar luas ke seluruh pojok Cina.
Berbetulan dengan munculnya dinasti Ch'in tahun 221 SM, mengalami masa yang amat suram. Kaisar Shih Huang Ti, kaisar pertama dinasti Ch'ing bertekat bulat membabat habis penganut Kong Hu-Cu dan memenggal mata rantai yang menghubungi masa lampau. Dikeluarkannya perintah harian menggencet lumat ajaran-ajaran Kong Hu-Cu dan menggerakkan baik spion maupun tukang pukul dan pengacau profesional untuk melakukan penggeledahan besar-besaran, merampas semua buku yang memuat ajaran Kong Hu-Cu dan dicemplungkan ke dalam api unggun sampai hancur jadi abu. Kebejatan berencana ini rupanya tidak juga mempan. Tatkala dinasti Ch'ing mendekati saat ambruknya, penganut-penganut Kong Hu-Cu bangkit kembali bara semangatnya dan mengobarkan lagi doktrin Kong Hu-Cu. Di masa dinasti berikutnya (dinasti Han tahun 206 SM - 220 M). Confucianisme menjadi filsafat resmi negara Cina.
Mulai dari masa dinasti Han, kaisar-kaisar Cina setingkat demi setingkat mengembangkan sistem seleksi bagi mereka yang ingin jadi pegawai negeri dengan jalan menempuh ujian agar yang jadi pegawai negeri jangan orang serampangan melainkan punya standar kualitas baik ketrampilan maupun moralnya. Lama-lama seleksi makin terarah dan berbobot: mencantumkan mata ujian filosofi dasar Kong Hu-Cu. Berhubung jadi pegawal negeri itu merupakan jenjang tangga menuju kesejahteraan material dan keterangkatan status sosial, harap dimaklumi apabila di antara para peminat terjadi pertarungan sengit berebut tempat. Akibat berikutnya, ber generasi-generasi pentolan-pentolan intelektual Cina dalam jumlah besar-besaran menekuni sampai mata berkunang-kunang khazanah tulisan-tulisan klasik Khong Hu-Cu. Dan, selama berabad-abad seluruh pegawai negeri Cina terdiri dari orang-orang pandangannya berpijak pada filosofi Kong Hu-Cu. Sistem ini (dengan hanya sedikit selingan) berlangsung hampir selama dua ribu tahun, mulai tahun 100 SM sampai 1900 M.
Tapi, Confucianisme bukanlah semata filsafat resmi pemerintahan Cina, tapi juga diterima dan dihayati oleh sebagian terbesar orang Cina, berpengaruh sampai ke dasar-dasar kalbu mereka, menjadi pandu arah berfikir selama jangka waktu lebih dari dua ribu tahun.
Ada beberapa sebab mengapa Confucianisme punya pengaruh yang begitu dahsyat pada orang Cina. Pertama, kejujuran dan kepolosan Kong Hu-Cu tak perlu diragukan lagi. Kedua, dia seorang yang moderat dan praktis serta tak minta keliwat banyak hal-hal yang memang tak sanggup dilaksanakan orang. Jika Kong Hu-Cu kepingin seseorang jadi terhormat, orang itu tidak usah bersusah payah menjadi orang suci terlebih dahulu. Dalam hal ini, seperti dalam hal ajaran-ajarannya yang lain, dia mencerminkan dan sekaligus menterjemahkan watak praktis orang Cina. Segi inilah kemungkinan yang menjadi faktor terpokok kesuksesan ajaran-ajaran Kong Hu-Cu. Kong Hu-Cu tidaklah meminta keliwat banyak. Misalnya dia tidak minta orang Cina menukar dasar-dasar kepercayaan lamanya. Malah kebalikannya, Kong Hu-Cu ikut menunjang dengan bahasa yang jelas bersih agar mereka tidak perlu beringsut. Tampaknya, tidak ada seorang filosof mana pun di dunia yang begitu dekat bersentuhan dalam hal pandangan-pandangan yang mendasar dengan penduduk seperti halnya Kong Hu-Cu.
Confucianisme yang menekankan rangkaian kewajiban-kewajiban yang ditujukan kepada pribadi-pribadi ketimbang menonjolkan hak-haknya -rasanya sukar dicerna dan kurang menarik bagi ukuran dunia Barat. Sebagai filosofi kenegaraan tampak luar biasa efektif. Diukur dari sudut kemampuan memelihara kerukunan dan kesejahteraan dalam negeri Cina dalam jangka waktu tak kurang dari dua ribu tahun, jelaslah dapat disejajarkan dengan bentuk-bentuk pemerintahan terbaik di dunia.
Gagasan filosofi Kong Hu-Cu yang berakar dari kultur Cina, tidaklah berpengaruh banyak di luar wilayah Asia Timur. Di Korea dan Jepang memang kentara pengaruhnya dan ini disebabkan kedua negeri itu memang sangat dipengaruhi oleh kultur Cina.
Saat ini Confucianisme berada dalam keadaan guram di Cina. Masalahnya, pemerintah Komunis berusaha sekuat tenaga agar kaitan alam pikiran penduduk dengan masa lampau terputus samasekali. Dengan gigih dan sistematik Confucianisme digempur habis sehingga besar kemungkinan suatu saat yang tidak begitu jauh Confucianisme lenyap dari bumi Cina. Tapi karena di masa lampau, akar tunggang Confilcianisme begitu dalam menghunjam di bumi Cina, bukan mustahil -entah seratus atau seratus lima puluh lahun yang akan datang - beberapa filosof Cina sanggup mengawinkan dua gagasan besar: Confucianisme dan ajaran ajaran Mao Tse-Tung.

6. ST. PAUL (4 M - 64 M)

"Rasul" Paul, sejaman tapi lebih muda sedikit dari Nabi Isa, tak syak lagi penyebar Agama Nasrani yang paling terkemuka. Pengaruhnya dalam teologi Kristen jelas menunjukkan yang paling mantap, paling berjangkau jauh dibanding semua penulis dan pemikir Kristen lainnya.
Paul, juga terkenal dengan panggilan Saul, dilahirkan di Tarsus, sebuah kota di Cilicia (kini Turki), beberapa tahun sebelum tiba era Kristen. Biarpun seorang warga Romawi, dia lahir sebagai Yahudi, pendalam bahasa Ibrani di masa muda dan memperoleh pendidikan mendalam perihal ke-Yahudian, dia juga belajar dagang dan bikin kemah. Selaku pria remaja dia berangkat ke Darussalam bekerja di bawah bimbingan pendeta Gamaliel, seorang guru Yahudi kenamaan. Walaupun Paul dan Isa berbarengan ada di Darussalam saat itu, tapi amat diragukan keduanya pernah bertemu muka.
Sesudah "mangkat"-nya Isa, orang-orang Kristen dianggap selaku pembangkang dan karenanya digasak habis-habisan. Mula-mula Paul ikut menghantam, tapi dalam perjalanan menuju Damsyik di matanya seakan terbayang Isa berbicara dengannya dan segera Paul masuk Nasrani. Ini merupakan titik balik penting dalam kehidupan pribadinya. Jika dulunya jadi ]awan dan tukang gebuk orang Kristen, kini dia berubah menjadi penyebar dan penganjur paling gigih dan paling berpengaruh untuk kepentingan Agama Nasrani.
Paul menghabiskan sisa hidupnya dengan menulis dan memperdalam ke-Kristenan. dan meraih banyak pemeluk berbondong-bondong memasuki Agama Nasrani. Selama kegiatan dakwahnya dia melakukan perjalanan kian-kemari secara kerap, baik ke Asia Kecil, Yunani, Suriah dan Palestina. Menghadapi orang-orang Yahudi Paul tidak keliwat sukses, bahkan lebih sering menimbulkan pertentangan dan dalam banyak peritiwa jiwanya sering terancam. Khotbah menghadapi orang non-Yahudi, Paul teramatlah menonjolnya dan peroleh sukses besar sehingga sering dia diberi julukan "Rasul orang-orang non-Yahudi." Tak seorang pun bisa mengungguli kehebatan Paul dalam penyebaran Agama Nasrani.
Sesudah menyelesaikan tiga kali perjalanan panjang menyebar agama di dalam wilayah bagian timur Kekaisaran Romawi, Paul kembali ke Darussalam. Apa lacur, begitu sampai begitu diamankan, dan diboyong ke Roma ke depan pengadilan. Sejarah tak begitu jelas mencatat bagaimana ujung pengadilan itu, bahkan tak jelas pula apakah sejak itu dia pernah dapat meninggalkan Roma. Akhirnya, diperkirakan tahun 64 M Paul dibunuh dekat kota Roma.
Pengaruh Paul dalam perkembangan Agama Nasrani dapat diukur dari tiga hal. Pertama, sukses besarnya dalam penyebaran agama. Kedua, tulisan-tulisannya yang menyusun bagian-bagian penting Perjanjian Baru. Ketiga, peranannya dalam hal pengembangan teologi Kristen.
Dari 27 buku Perjanjian Baru, tak kurang 14 dihubungkan dengan jasa Paul. Meskipun ilmuwan modern berpendapat 4 atau 5 buku dari 14 itu ditulis oleh orang lain, namun tak diragukan lagi bahwa Paullah orang terpenting secara pribadi menulis Perjanjian Baru.
Pengaruh Paul di bidang teologi Kristen betul-betul tak terperikan besarnya. Ide-idenya termasuk hal-hal sebagai berikut: Isa tidak cuma nabi yang mengesankan tapi juga suci. Isa wafat demi dosa-dosa kita dan penderitaannya dapat membebaskan kita. Manusia tidak bisa melepaskan diri dari dosa-dosa hanya dengan mencoba melaksanakan perintah-perintah yang tertera dalam Injil, tapi hanya bisa dengan jalan menerima Isa sepenuh jiwa. Sebaliknya, apabila manusia menerima dan percaya Isa, segala dosa-dosanya akan dimaafkan. Paul juga menjelaskan doktrin-doktrinnya mengenai ihwal dosa (lihat Romans 5: 12:19).
Karena kepatuhan kepada hukum semata tidak cukup untuk menjamin kebebasan, Paul menegaskan bahwa tak ada gunanya memeluk Agama Nasrani seraya tetap bersiteguh di soal batasan-batasan Yahudi apa yang boleh dimakan dan apa yang tidak, serta percuma saja jika masih mengamalkan aturan-aturan Musa atau masih disunat. Seberapa pemuka-pemuka Kristen saat itu menentang keras pendapat Paul dalam segi ini. Dan andaikata sikap mereka ini menyebar luas, sangatlah disangsikan Agama Nasrani bisa berkembang begitu cepat di seluruh Kekaisaran Romawi.
Paul tak pernah kawin, walaupun tak ada cara membuktikannya, jelas Paul tak pernah adakan hubungan kelamin dengan wanita. Pandangannya mengenai seks dan wanita sudah terikat dengan kitab suci, karena itu membawa pengaruh besar pada sikap-sikapnya di belakang hari. Dalilnya yang masyhur dalam kaitan ini tercantum dalam (I Corinthians 7:8-9) yang bunyinya: "Kuserukan kepada para lelaki yang tak kawin dan para janda adalah baik bagi mereka jika mereka mematuhi petuahku dan menyontoh ihwal diriku. Tapi jika mereka tak bisa bertahan, biarkanlah mereka kawin karena bagaimanapun kawin itu masih lebih baik daripada dibakar."
Paul juga punya pendirian yang tegas mengenai status wanita yang layak: "Biarkanlah wanita-wanita itu belajar apa saja secara diam-diam dan saya tidak merasa risau apabila mereka juga mengajar ataupun oleh sebab satu dan lain hal menguasai kaum pria, asal saja secara diam-diam. Soalnya karena Adamlah yang menyebabkan adanya Hawa." (I Timothy 2: 11-13). Sikap yang lebih tegas dikemukakan pula dalam I Corinthias 11:7-9. Memang, kalimat-kalimat Paul sudah pernah jadi pendapat banyak tokoh sejamannya. Yang perlu dicatat adalah Isa sendiri tak pernah tampil dengan pernyataan-pernyataan serupa itu.
Paul, lebih dari orang-orang lainnya, bertanggung jawab terhadap peralihan Agama Nasrani dari sekte Yahudi menjadi agama besar dunia. Ide sentralnya tentang kesucian Isa dan pengakuan berdasar kepercayaan semata tetap merupakan dasar pemikiran Kristen sepanjang abad-abad berikutnya.
Belakangan semua teolog Kristen, termasuk Augustine, Aquinas, Luther dan Calvin, semuanya terpengaruh oleh tulisan-tulisan Paul. Begitu mendalamnya pengaruh Paul sampai-sampai banyak sarjana beranggapan Paul-lah yang jadi pendiri Agama Nasrani, dan bukannya Isa. Tentunya anggapan ini keliwat berlebihan. Biar bagaimana, taruhlah pengaruh Paul tidak bisa disejajarkan dengan Isa, yang sudah pasti dia jauh lebih hebat dari pemikir Nasrani yang mana pun juga.

7 TS'AI LUN ± 105

Penemu bahan kertas Ts'ai Lun besar kemungkinan sebuah nama yang asing kedengaran di kuping pembaca. Menimbang betapa penting penemuannya, amatlah mengherankan orang-orang Barat meremehkannya begitu saja. Tidak sedikit ensiklopedia besar tak mencantumkan namanya barang sepatah pun. Ini sungguh keterlaluan. Ditilik dari sudut arti penting kegunaan kertas amat langkanya Ts'ai Lun disebut-sebut bisa menimbulkan sangkaan jangan-jangan Ts'ai Lun sebuah figur tak menentu dan tidak bisa dipercaya ada atau tidaknya. Tetapi, penyelidikan seksama membuktikan dengan mutlak jelas bahwa Ts'ai Lun itu benar-benar ada dan bukan sejenis jin dalam dongeng.
Dia seorang pegawai negeri pada pengadilan kerajaan yang di tahun 105 M mempersembahkan contoh kertas kepada Kaisar Ho Ti. Catatan Cina tentang penemuan Ts'ai Lun ini (terdapat dalam penulisan sejarah resmi dinasti Han) sepenuhnya terus terang dan dapat dipercaya, tanpa sedikit pun ada bau-bau magi atau dongeng. Orang-orang Cina senantiasa menghubungkan nama Ts'ai Lun dengan penemu kertas dan namanya tersohor di seluruh Cina.
Tak banyak yang dapat diketahui perihal kehidupan Ts'ai Lun, kecuali ada menyebut dia itu orang kebirian. Tercatat pula kaisar teramat girang dengan penemuan Ts'ai Lun, dan ia membuatnya naik pangkat, dapat gelar kebangsawanan dan dengan sendirinya jadi cukong. Tetapi, belakangan dia terlibat dalam komplotan anti istana yang menyeret ke kejatuhannya. Catatan-catatan Cina menyebut --sesudah dia disepak-- Ts'ai Lun mandi bersih-bersih, mengenakan gaunnya yang terindah, lantas meneguk racun.
Penggunaan kertas meluas di seluruh Cina pada abad ke-2, dan dalam beberapa abad saja Cina sudah sanggup mengekspor kertas ke negara-negara Asia. Lama sekali Cina merahasiakan cara pembikinan kertas ini. Di tahun 751, apa lacur, beberapa tenaga ahli pembikin kertas tertawan oleh orang-orang Arab sehingga dalam tempo singkat kertas sudah diprodusir di Bagdad dan Sarmarkand. Teknik pembikinan kertas menyebar ke seluruh dunia Arab dan baru di abad ke-12 orang-orang Eropa belajar teknik ini. Sesudah itulah pemakaian kertas mulai berkembang luas dan sesudah Gutenberg menemukan mesin cetak modern, kertas menggantikan kedudukan kulit kambing sebagai sarana tulis-menulis di Barat.
Kini penggunaan kertas begitu umumnya sehingga tak seorang pun sanggup membayangkan bagaimana bentuk dunia tanpa kertas. Di Cina sebelum penemuan Ts'ai Lun umumnya buku dibuat dari bambu. Keruan saja buku macam itu terlampau berat dan kikuk. Memang ada juga buku yang dibuat dari sutera tetapi harganya amat mahal buat umum. Sedangkan di Barat --sebelum ada kertas-- buku ditulis di atas kulit kambing atau lembu. Material ini sebagai pengganti papyrus yang digemari oleh orang-orang Yunani, Romawi dan Mesir. Baik kulit maupun papyrus bukan saja termasuk barang langka tetapi juga harga sulit terjangkau.
Sekarang, entah buku entah barang tulisan lain dapat diprodusir secara murah dan sekaligus dalam jumlah besar-besaran. Ini semua berkat adanya kertas. Memang, arti penting kertas tidaklah begitu menonjol tanpa adanya mesin cetak, tetapi sebaliknya mesin cetak pun tak banyak makna tanpa adanya bahan kertas yang begitu banyak dan begitu murah.
Pertanyaan yang agak musykil sekarang: Siapa yang mesti urutan tingkatnya lebih atas antara Ts'ai Lun dan Gutenberg? Meskipun ruwet juga saya menentukan siapa diantara kedua orang ini berhubung sama-sama pentingnya, tetapi akhirnya saya ambil putusan tingkat Ts'ai Lun sedikit lebih tinggi dalam urutan ketimbang Gutenberg. Alasan-alasan saya begini: (1) Kertas digunakan banyak sekali semata-mata untuk bahan tulisan. (2) Ts'ai Lun mendahului Gutenberg dan Gutenberg mungkin tak terpikirkan bikin mesin cetak kalau saja kertas tidak diketemukan. (3) Andaikata hanya salah satu dari mereka melakukan ciptaan, saya duga tanpa mesin ciptaan Gutenberg pun buku-buku masih bisa diprodusir lewat sistem cetak blok (yang sudah lama dikenal orang jauh sebelum Gutenberg) lewat kombinasi kertas daripada lewat kombinasi dengan kulit domba.
Apakah pada tempatnya memasukkan baik Ts'ai Lun maupun Gutenberg dalam urutan orang-orang yang paling berpengaruh di dunia? Untuk menyelami arti penting yang sempurna tentang penemuan kertas dan mesin cetak, sangatlah perlu memahami perkembangan kebudayaan Barat dan Cina. Sebelum masuk abad ke-2 M kebudayaan Cina masih dalam tarap lebih rendah ketimbang kebudayaan Barat. Tetapi pada tahun-tahun seribuan Masehi, kemajuan-kemajuan Cina sudah melebihi Barat bahkan di abad ke-7 dan ke-8 kebudayaan Cina dalam banyak segi merupakan kebudayaan termaju di dunia. Sesudah abad ke-15 M, Barat ngebut meninggalkan Cina di belakang. Pelbagai penyelesaian kultural mengenai perubahan-perubahan ini telah banyak dikembangkan, tetapi pelajaran teori tampaknya mengabarkan satu segi penting yang justru menurut saya sekedar suatu penjelasan yang tersederhana sifatnya.

Potongan bambu dicuci dan dicelup ke dalam hak air sebagai langkah permulaan persiapan pembikinan kertas.
Tentu saja benar, pertanian dan tulis-menulis berkembang lebih duIu Timur Tengah ketimbang Cina. Tetapi hal ini bukanlah suatu jawaban apa sebab kebudayaan Cina begitu lambat dan berada di belakang Barat. Satu masalah muskil, menurut hemat saya, adalah sebelum adanya Ts'ai Lun tak ada satu tulisan bermutu pun di Cina. Di dunia Barat papyrus sudah ada, dan meskipun bahan itu mengalami kemunduran, tulisan dalam bentuk gulungan tak terbatas jumlahnya dan buku-buku lebih baik kualitasnya daripada ditulis di atas kayu atau bambu. Kekurangan bahan untuk menulis merupakan faktor penghambat utama kemajuan kebudayaan Cina. Seorang sarjana Cina memerlukan satu gerobak untuk membawa sejumlah buku yang dianggapnya bermanfaat. Bayangkan saja betapa berabenya berusaha mengatur administrasi pemerintahan dengan keadaan seperti itu.
Penemuan kertas oleh Ts'ai Lun merombak total keadaan itu. Dengan sejumlah bahan-bahan tulisan yang ada, kebudayaan Cina melonjak naik begitu cepat sehingga hanya dalam beberapa abad sudah mampu mengimbangi Barat. Tentu, perpecahan politik di Barat menjadi sebab penting, tetapi ini sama sekali bukan sebab utama. Di abad ke-4 M Cina pun secara politis terpecah-pecah, tetapi biar begitu kebudayaan tetap maju dengan cepatnya. Dalam abad-abad berikutnya, tatkala kemajuan di Barat tersendat-sendat, Cina justru berhasil meraih penemuan-penemuan penting seperti kompas, bahan peledak,dan cara mencetak dengan blok. Sejak kertas jatuh lebih murah ketimbang kulit kambing serta dapat diperoleh dalam jumlah besar, keadaan sekarang terbalik.
Sesudah orang-orang Barat mulai menggunakan kertas, mereka mampu duduk berhadapan dengan Cina, bahkan berhasil menyempitkan jurang pemisah kultural. Tulisan-tulisan Marco Polo menekankan keyakinannya bahwa bahkan di abad ke-13 M Cina berada jauh di atas Eropa dalam hal kemakmuran.
Mengapa selanjutnya Cina berada di belakang Eropa? Berbagai penjajagan kultural yang njlimet telah dicoba, tetapi mungkin pengamatan teknologi yang sederhana dapat menemukan jawabannya. Di abad ke-15 di Eropa, seorang genius bernama Johann Gutenberg menemukan cara memproduksi buku sebanyak-banyaknya. Akibat penemuan itu, kultur Eropa maju dengan pesat. Karena Cina tidak punya orang seperti Gutenberg, Cina tetap bertahan pada sistem pencetakan blok sehingga perkembangan kulturnya merangkak lebih lambat.

Melumatkan batang bambu
Membikin lembaran kertas
Mengepres lembaran kertas
Mengeringkan lembaran kertas

Apabila orang menerima analisa di atas, dia tidak bisa tidak harus menerima kesimpulan bahwa Ts'ai Lun dan Gutenberg adalah dua manusia yang merupakan tokoh sentral dalam sejarah dunia.
Memang, Ts'ai Lun berada di barisan paling depan dari penemu-penemu lain karena beberapa alasan. Umumnya penemuan-penemuan merupakan produk dari jamannya dan bisa juga terjadi biarpun orang yang betul-betul menemukannya tak pernah hidup samasekali. Tetapi, keadaan ini samasekali tidak berlaku pada masalah kertas. Orang-orang Eropa tidak mulai memproduksi kertas beribu-ribu tahun sesudah Ts'ai Lun. Mereka baru terbuka pikiran dan membikinnya sesudah belajar proses pembikinannya dari orang Arab. Dalam hubungan ini, biarpun orang sudah menyaksikan bagaimana orang Cina memproduksi kertas, bangsa-bangsa Asia lainnya tak pernah punya kemampuan memproduksinya. Jadi jelaslah, penemuan cara memproduksi kertas bukanlah pekerjaan gampang, tak bisa begitu saja bisa dilaksanakan oleh kebudayaan maju yang serba tanggung, melainkan erat kaitannya dengan sumbangan pikiran dari perseorangan yang punya kelebihan luar biasa. Ts'ai Lun adalah model orang macam itu, dan cara membikin kertas yang dilakukannya (disamping modernisasi yang diperkenalkan sekitar tahun 1800 M) pada dasarnya sama serupa apa yang dilakukan orang hingga kini.
Inilah alasan mengapa saya menempatkan baik Ts'ai Lun maupun Gutenberg kedua-duanya dalam urutan kesepuluh pertama orang berpengaruh dalam buku ini, dengan menempatkan Ts'ai Lun lebih atas ketimbang Gutenberg.

8 JOHANN GUTENBERG 1400-1468

Lazim Johann Gutenberg dianggap penemu mesin cetak. Apa yang sebetulnya dia lakukan adalah mengembangkan metode pertama penggunaan huruf cetak yang bergerak dan mesin cetak dalam bentuk begitu rupa sehingga pelbagai macam materi tulisan dapat dicetak dengan cepat dan tepat.
Tak ada penemuan yang terlompat dari pemikiran seseorang, tidak juga mesin cetak. Segel dan bulatan segel yang pengerjaannya menganut prinsip serupa dengan cetak blok sudah dikenal di Cina berabad-abad sebelum Gutenberg lahir dan suatu bukti menunjukkan bahwa di tahun 868 M sebuah buku cetakan sudah ditemukan orang di Cina. Proses serupa juga sudah dikenal orang di Eropa sebelum Gutenberg. Cetak blok memungkinkan pencetakan banyak eksemplar buku tertentu. Proses ini punya satu kelemahan: karena satu set baru serta komplit dari cukilan kayu atau logam harus dibuat untuk sebuah buku, dengan sendirinya tidaklah praktis untuk mencetak berbagai macam buku.
Sering disebut orang sumbangan terpenting Gutenberg adalah penemuannya di bidang huruf cetak yang bisa bergerak. Dalam perkara ini pun hal serupa sudah diketemukan di Cina sekitar pertengahan abad ke-11 M oleh seorang bernama Pi Sheng. Huruf-huruf cetak aslinya terbuat dari semacam tanah yang tidak bisa tahan lama. Sementara itu beberapa orang Cina dan Korea sudah melakukan serentetan penyempurnaan dan berhasil baik sebelum Gutenberg. Orang-orang Korea menggunakan huruf cetak metal, dan pemerintah Korea membantu sebuah pabrik peleburan untuk memproduksi huruf cetak di awal abad ke-15 M. Lepas dari semua ini, keliru juga jika menganggap Pi Sheng seorang yang punya pengaruh spesial. Pada tingkat pertama, Eropa tidak belajar huruf cetak bergerak dari Cina melainkan atas kreasinya sendiri. Kedua, mencetak dengan cara huruf cetak bergerak belum pernah digunakan secara umum di Cina sendiri sampai baru-baru ini saja tatkala prosedur percetakan modern mereka pelajari dari Barat.
Ada empat komponen esensial cara percetakan modern. Pertama, huruf cetak yang bergerak, berikut beberapa prosedur penyetelan dan peletakan huruf-huruf yang mapan. Kedua, mesin cetak itu sendiri. Ketiga, tinta yang serasi untuk menghasilkan cetakan. Keempat, bahan semisal kertas untuk mencetaknya. Kertas telah diketemukan di Cina bertahun sebelum mesin cetak oleh Ts'ai Lun dan penggunaannya telah tersebar luas di Eropa sebelum jaman Gutenberg. Itulah unsur satu-satunya dari proses cetak Gutenberg yang sudah siap jadi. Meskipun orang lain pernah melakukan macam-macam pekerjaan terhadap tiap-tiap komponen itu, namun Gutenberg telah berhasil melakukan macam-macam penyempurnaan. Misalnya, dia mengembangkan metal logam campuran untuk huruf cetak; menuangkan cairan logam untuk huruf cetak blok secara tepat dan teliti; minyak tinta cetak serta alat penekan yang diperlukan untuk mencetak.

Mesin Cetak Gutenberg
Tetapi, sumbangan pikiran Gutenberg secara keseluruhan lebih besar dari siapa pun juga dalam hal penyempurnaan mesin cetak. Arti pentingnya terutama terletak pada keberhasilannya menggabungkan semua unsur mesin cetak menjadi suatu sistem yang efektif dan produktif. Karena itu mesin cetak, berbeda dengan penemuan-penemuan lain sebelumnya, merupakan proses produksi besar-besaran yang utama. Sepucuk bedil dengan sendirinya jauh lebih efektif ketimbang sebuah busur dan anak panah. Sebuah buku hasil cetakan tak banyak beda dengan sebuah buku hasil tulisan tangan. Kelebihan mesin cetak dengan demikian terletak pada segi produksi besar-besarannya. Apa yang telah dikembangkan oleh Gutenberg bukanlah sebesar sebuah alat atau penemuan akal, dan bukan sekadar serentetan penyempurnaan, melainkan suatu proses produksi lengkap.
Perbendaharaan biografis kita mengenai diri Gutenberg langka sekali, kita hanya tahu dia lahir di Jerman sekitar tahun 1400 M di kota Mainz. Sumbangannya terhadap seni cetak-mencetak terjadi pada pertengahan abad dan pekerjaan terbagusnya --apa yang disebut Injil Gutenberg-- dicetak di Mainz sekitar tahun 1454 M. Anehnya, nama Gutenberg tak pernah tercantum dalam buku mana pun, tidak juga dalam Injil Gutenberg, walaupun jelas dia sendiri yang cetak dengan alat penemuannya.
Gutenberg tidak pernah tampak sebagai seorang usahawan; benar-benar dia tidak punya keinginan dapat uang dari hasil penemuannya. Dia sering terlibat dengan dakwaan pengadilan yang mengakibatkan keharusan baginya membayar tebusan dalam bentuk alat-alat perlengkapannya kepada temannya bernama Johann Fust. Gutenberg wafat tahun 1468 di kota Mainz.

Satu halaman dari kitab Injil Gutenberg yang asli
Salah satu pengaruh Gutenberg dalam sejarah dunia dapat mendatangkan keuntungan jika kita hubungkan dengan perkembangan di Cina dan Eropa di masa-masa berikutnya. Pada saat Gutenberg lahir, kedua daerah itu hampir sama majunya. Tetapi sesudah Gutenberg menemukan mesin cetak Eropa melesat maju dengan cepatnya, sedangkan Cina --yang masih menggunakan cetak blok-- perkembangannya agak lambat. Mungkin berlebihan jika kita bilang perkembangan percetakan satu-satunya faktor yang jadi penyebab perbedaan tingkat kemajuan, tetapi penemuan itu jelas punya arti penting yang tidak bisa disingkirkan.
Juga penting dicatat jika hanya tiga orang dalam daftar buku ini hidup di masa lima abad sebelum Gutenberg sedangkan enam puluh tujuh hidup di masa lima abad sesudah wafatnya Gutenberg. Ini menunjukkan betapa penemuan Gutenberg amat berarti --bahkan bisa disebut suatu penemuan penting-- dalam kaitan penarikan pelatuk revolusi kemajuan jaman modern.
Alexander Graham Bell bahkan boleh saja tidak lahir ke dunia tetapi telepon tetap diketemukan pada saat yang sama dalam sejarah. Begitu juga bisa diambil contoh penemuan-penemuan lain, tanpa Gutenberg, penemuan alat cetak modern akan tertunda beberapa generasi, dan diukur dari hebatnya pengaruh yang ditimbulkannya, tak salah lagi Gutenberg dapat kehormatan tercantum dalam daftar urutan buku ini.

9 CHRISTOPHER COLUMBUS 1451-1506

Colombus, dalam upaya mencari jalan dari Eropa ke Timur, tak sengaja menemui benua Amerika yang membuatnya lebih berpengaruh dalam sejarah dunia, di luar dugaannya sendiri. Penemuannya sekaligus merupakan mahkota eksplorasi dan kolonisasi Dunia Baru dan sekaligus pula merupakan tonggak penting dalam sejarah. Colombus bagaikan membuka pintu bagi bangsa Eropa dua benua untuk pemukiman baru, menyebar penduduk dan menyediakan sumber kekayaan mineral dan isi bumi yang pada gilirannya mengubah wajah Eropa. Berbarengan dengan itu, penemuannya juga mengakibatkan hancurnya kebudayaan bangsa Indian. Dalam jangka panjang, penemuan itu melahirkan satu bangsa baru di benua belahan Barat, yang dengan amat cepatnya membedakan diri dengan bangsa Indian selaku penduduk asli. Walhasil, Colombus membawa perubahan besar bagi bangsa-bangsa di Dunia Lama.
Garis besar kisah Colombus bukan masalah baru. Dia dilahirkan di Genoa, Itali, tahun 1451. Tatkala berangkat dewasa, dia menjadi nakhoda kapal dan seorang navigator yang cekatan. Akhirnya Colombus yakin bukan mustahil menemukan jalan lebih praktis ke daerah Asia di timur dengan cara berlayar ke arah barat melintasi Samudra Atlantik dan dia dengan tekun merintis tekadnya. Tentu saja niat besar ini tidak bakal terlaksana tanpa biaya cukup. Karena itulah Colombus membujuk Ratu Isabella I menyediakan anggaran untuk ekspedisi percobaannya.
Kapalnya melepas sauh pelabuhan Spanyol tanggal 3 Agustus 1492. Melabuh pertama di Kepulauan Canary di lepas pantai Afrika. Membongkar sauh di Kepulauan Canary tanggal 6 September dan berlayar laju arah ke barat. Sebuah pelayaran yang bukan main panjang, sehingga tidak aneh jika para awak kapal merasa ngeri dan kepingin balik saja. Colombus? Tidak! Perjalanan mesti diteruskan, sekali layar terkembang pantang digulung. Dan tanggal 2 Oktober 1492 bagaikan seutas sutera hijau daratan tampak di haluan.
Colombus kembali ke Spanyol bulan Maret berikutnya dari penjelajahan yang dahsyat itu disambut orang dengan penuh penghormatan. Sesudah itu dia melakukan serentetan pelayaran melintas Atlantik dengan harapan menjejakkan kaki di Cina dan Jepang. Tetapi sia-sia! Colombus tetap bersiteguh pada pikirannya bahwa dia sudah menemukan jalur perjalanan ke Asia Timur jauh sebelum orang lain sadar.
Ratu Isabella menjanjikan Colombus jadi gubernur di pulau mana pun yang ditemuinya. Tetapi, selaku administrator dia betul-betul tidak becus sehingga dipecat dari jabatannya dan dikirim pulang ke Spanyol dengan tangan terbelenggu. Tetapi, sesampainya di Spanyol dia dibebaskan hanya saja tak pernah diberi jabatan lagi. Kabar angin mengatakan Colombus mati dalam kemiskinan tanpa ada dana apa pun. Tatkala kematiannya di tahun 1506 --kabar lain lagi-- ada jugalah sedikit harta kekayaannya.

Kapal "Nina," "Pinta" dan "Santa Maria" berlayar menuju Dunia Baru
Jelas, pelayaran pertama Colombus merupakan perubahan revolusioner bagi sejarah Eropa, dan malahan punya pengaruh lebih besar bagi Benua Eropa. Anak-anak sekolah semua menghafal tahun 1492 merupakan tahun penting. Walau begitu masih ada banyak kemungkinan yang keberatan menempatkan nama Colombus dalam urutan daftar buku ini.
Salah satu keberatan adalah karena bukannya Colombus orang Eropa pertama yang menemukan Dunia Baru. Leif Ericson, pelaut Viking, berabad-abad sebelum Colombus sudah menjejakkan kaki di Benua Amerika dan bolehlah dipercaya beberapa orang Eropa lain juga sudah menyeberangi Samudera Atlantik di masa-masa antara Leif Ericson dan Colombus.
Dari sudut sejarah, Leif Ericson bukanlah tokoh penting. Hal-hal menyangkut penemuannya belum pernah tersebar luas, begitu pula tidak meninggalkan perubahan apa pun baik di Amerika maupun Eropa. Sebaliknya, berita penemuan Amerika oleh Colombus menyebar bagai kilat ke seluruh Eropa. Hanya beberapa tahun sekembalinya Colombus, dan sebagai akibat langsung dari penemuannya, banyak ekspedisi tambahan berdatangan di Dunia Baru dan penaklukan serta kolonisasi pun mulailah.
Seperti halnya tokoh-tokoh lain di dalam buku ini, Colombus mudah terkena gangguan pelbagai komentar seakan-akan apa yang ia lakukan orang lain juga lakukan andaikata Colombus tidak pernah hidup di dunia. Eropa abad ke-15 M berada dalam keadaan risau dan berkemelut: dunia perdagangan berkembang, penjelajahan daerah baru tak terelakkan. Bangsa Portugis nyatanya memang aktif amat mencari arus jalan baru ke Timur, pada saat-saat menentukan sebelum Colombus.

"Pendaratan Columbus"oleh John Vanderlyn
Adalah mungkin sekali Amerika cepat atau lambat ditemukan oleh orang Eropa; bahkan mungkin sekali kalaulah ada penundaan, saatnya tidak begitu lama. Tetapi perkembangan berikutnya akan sangat jauh berbeda apabila Amerika ditemukan --katakanlah tahun 1510-- oleh ekspedisi orang Perancis atau Inggris dan bukannya tahun 1492 oleh Colombus. Dengan dalih apa pun memang nyatanya Colombuslah orang yang menemukan benua Amerika.
Kemungkinan keberatan ketiga adalah, bahkan sebelum perjalanan Colombus banyak orang-orang Eropa abad ke-15 yang sudah maklum bahwa sesungguhnya bumi ini bulat bentuknya. Teori ini sudah diungkapkan oleh filosof Yunani berabad-abad sebelumnya, dan pembenaran yang tak tergoyahkan dari hipotesa Aristoteles sudah cukup untuk meyakinkan kaum terpelajar Eropa di tahun 1400-an. Sementara itu, Colombus sendiri tidak terkenal orang yang menunjukkan bahwa bumi ini bulat. (Paling tidak, dia tidak berhasil melakukannya). Dia masyhur dalam hal penemuan Dunia Baru, yang baik orang Eropa abad ke-15 atau Aristoteles tak tahu menahu adanya benua Amerika.
Akhlak Colombus tidaklah sepenuhnya dikagumi. Dia terkenal kikir. Sifat inilah yang menyebabkan dia menghadapi kesulitan memperoleh tunjangan dana dari Ratu Isabella karena Colombus terlampau menampakkan keserakahannya tatkala melakukan tawar-menawar. Juga --walaupun tidak pantas menuduhnya menurut ukuran etika jaman sekarang-- dia memperlakukan orang-orang Indian dengan kekejaman yang sangat. Karena itu, daftar buku ini bukanlah terdiri dari orang-orang yang paling bijak bestari dalam sejarah, melainkan orang yang paling berpengaruh, dan dalam kerangka ukuran ini Colombus menempati urutan nyaris paling atas.

Situs Web

  • http://www.digitalhistory.uh.edu/learning_history/spain/spain_art.cfm
  • http://www1.minn.net/~keithp/
  • http://www.evgschool.org/Columbus's%20Sailing%20Ships.htm

Rabu, 23 April 2014

  MAKALAH TENTANG SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Bab I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam pancasila yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman  dahulu kala sebelum mendirikan Negara. Proses terbentuknya Negara dan Bangsa  Indonesia melalui suatu proses  sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudiaan dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai Nampak pada abad ke VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Srwijaya dibawah wangsa Syailendra di Palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.
Dasar-dasar pembentukan nasiolisme modern dirintis oleh para pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908. Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa  Indonesia dalam mendirikan Negara tercapai dengan diproklamasikan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada Jaman Kerajaan?
2.      Bagaimana sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada Jaman Penjajahan?
3.      Bagaimana sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada  Proklamasi dan Kemerdekaan?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada Jaman Kerajaan
2.      Mengetahui sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada Jaman Penjajahan
3.      Mengetahui sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada Proklamasi dan Kemerdekaan

Bab II
Pembahasan
2.1 Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia pada Masa Kerajaan
A.    KERAJAAN MAJAPAHIT
Majapahit adalah sebuah kerajaan besar di Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Hayam Wuruk (1350-1389). Kerajaan Majapahit terletak di hutan Tarik dekat delta sungai Berantas, Mojokerto, Jawa Timur. Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, terjadi Perang Bubat. Perang Bubat terjadi antara Kerajaan Majapahit dan kerajaan Pajajaran. Hayam Wuruk bermaksud mempersunting Diyah Pitaloka (Ciptaresmi), putri raja Pajajaran. Pihak Majapahit mengirim utusan untuk melamar. Pihak Pajajaran dan utusan tersebut membuat kesepakatan. Isinya raja Majapahit tidak melamar ke istana Pajajaran, tetapi di perbatasan kedua kerajaan, yaitu di Desa Bubat. Raja Pajajaran memimpin secara langsung rombongan putrinya ke Desa Bubat. Patih Gajah Mada mempunyai rencana lain. Gajah Mada memkasa raja Pajajaran yang sudah ada di Desa Bubat untuk mempersembahkan putrinya sebagai upeti kepada Raja Hayam Wuruk. Permintaan itu ditolak oleh raja Pajajaran, sehingga terjadi perang besar di Desa Bubat. Seluruh rombongan Kerajaan Pajajaran, termasuk raja dan puterinya tewas.
B.     KERAJAAN SRIWIJAYA
            Kerajaan Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan besar yang terletak di Sumatra Selatan. Menurut para ahli, pusat Kerajaan Sriwijaya ada di Palembang dan diperkirakan telah berdiri pada abad ke-7 M. Awalnya, Sriwijaya hanya kerajaan kecil. Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar setelah dipimpin oleh Dapunta Hyang. Dapunta Hyang berhasil memperluas daerah kekuasaannya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya.
2.2 Sejarah Perjuangan Bangsa pada Jaman Penjajahan
Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajah
      Pada abad ke-16 berlayarlah bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Timur. Diantaranya adalah Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Tujuan mereka mencari rempah-rempah. Selain itu mereka juga menyebarkan agama Kristen. Dari pelayaran tersebut sampailah mereka ke Nusantara. Setelah sampai di Nusantara timbullah keserakahan mereka. Semula mereka hanya berdagang kemudian mereka ingin menguasai Nusantara. Diantara mereka yang paling lama menguasai dan menjajah Indonesia adalah bangsa Belanda. Kita akan mempelajari sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam membebaskan dirinya dari belenggu penjajahan. Bagaimana para pemuda bangsa terketuk hatinya untuk mengadakan gerakan nasional. Peranan para pemuda yang sangat besar sehingga lahir sumpah pemuda. Bagaimana kalian meneladani jejaknya? kalian akan bangga bukan? Tentunya kita harus bangga pada tokoh pejuang bangsa kita.
A.    Penjajahan Belanda di Indonesia
     Sebelum mempelajari materi yang baru, adakah di antara kalian yang belum memahami materi yang lalu? Sekarang marilah kita pelajari tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Untuk mengawali, perhatikan penjelasan tentang kedatangan penjajah Belanda di Indonesia. Tahun 1596 Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman, pertama kali mendarat di Banten. Tahun 1602 Belanda mendirikan kongsi dagang VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie ) di Batavia untuk memperkuat kedudukannya. VOC mempunyai hak istimewa disebut Octroi. Gubernur Jendral VOC pertama Pieter Both, kemudian digantikan J. P. Coen.
     VOC ingin menguasai pusat-pusat perdagangan, seperti Batavia, Banten, Selat Sunda, Makasar, Maluku, Mataram (Jawa), dan berbagai daerah strategis lain. Belanda dapat menguasai Nusantara karena politik kejam mereka yaitu politik adu domba. Belanda mengadu domba raja-raja di daerah sehingga mereka terhasut dan terjadilah perang saudara dan perebutan tahta kerajaan. Belanda membantu pemberontakan dengan meminta imbalan daerah kekuasaan dagang (monopoli perdagangan). Akhir abad ke-18 VOC bangkrut dan dibubarkan tanggal 31 Desember 1799. Indonesia diperintah oleh Kolonial Belanda dengan gubernur jendral pertama Daendels yang sangat kejam. Rakyat dipaksa kerja rodi membuat jalan sepanjang 1.000 km (dari Anyer–Panarukan), mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya juga membangun Pelabuhan Merak. Daendels digantikan Jansens yang kemudian dikalahkan Inggris. Tahun 1816 Indonesia dikembalikan ke Belanda, dengan Van den Bosch sebagai gubernur. Ia menerapkan politik tanam paksa. Tujuannya untuk mengisi kas Belanda yang kosong.Tanam paksa menyengsarakan rakyat, selain rakyat dipaksa menanam 1/5 tanahnya dengan ketentuan Belanda, mereka juga dipaksa membayar pajak dan ganti rugi tanaman.
1. Sultan Agung Hanyakrakusuma dari Mataram (Tahun 1628 dan Tahun 1629)
     Raden Mas Rangsang menggantikan Raden Ma Martapura dengan gelar Sultan Agung Senapati Ing Alogo Ngabdurrachman. Ia adalah Raja Mataram yang memakai gelar Sultan, sehingga lebih dikenal dengan sebutan Sultan Agung. Sultan Agung memerintah Mataram dari tahun 1613–1645. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Mataram mencapai kejayaan. Dalam memerintah kerajaan, ia bertujuan mempertahankan seluruh tanah Jawa dan mengusir Belanda dari Batavia.
     Pada masa pemerintahannya, Mataram menyerang ke Batavia dua kali (tahun 1628 dan tahun 1629), namun gagal. Dengan kegagalan tersebut, membuat Sultan Agung makin memperketat penjagaan daerah perbatasan yang dekat Batavia, sehingga Belanda sulit menembus Mataram. Sultan Agung wafat pada tahun 1645 dan digantikan putranya bergelar Amangkurat I.
2. Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten (1650–1682)
     Sultan Ageng Tirtayasa memerintah Banten dari tahun 1650–1692. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Banten mengalami masa kejayaan. Ia berusaha memperluas kerajaannya dan dan mengusir Belanda dari Batavia. Banten mendukung perlawanan Mataram terhadap Belanda di Batavia. Sultan Ageng Tirtayasa memajukan aktivitas perdagangan agar dapat bersaing dengan Belanda. Selain itu juga memerintahkan pasukan kerajaan Banten untuk mengadakan perlawanan terhadap Belanda di Batavia. Kemudian mengadakan perusakan perkebunan tebu milik Belanda di Ciangke. Menghadapi gerakan tersebut membuat Belanda
kewalahan. Pada tahun 1671 Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putra mahkota menjadi raja pembantu dengan gelar Sultan Abdul Kahar (Sultan Haji). Sejak saat itu Sultan Ageng Tirtayasa beristirahat di Tirtayasa.
3. Sultan Hasanudin dari Makasar Sulawesi Selatan yang Mendapat
     Julukan Ayam Jantan dari Timur Pada masa pemerintahan Sultan Hasanudin, Kerajaan Makasar mencapai masa kejayaan. Cita-cita Sultan Hasanudin untuk menguasai jalur perdagangan Nusantara mendorong perluasan kekuasaan ke kepulauan Nusa Tenggara. Hal itu mendapat tentangan Belanda. Pertentangan tersebut sering menimbulkan peperangan. Keberanian Sultan Hasanudin dalam memimpin pasukan Kerajaan Makasar mengakibatkan kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasanudin, Belanda menjulukinya dengan sebutan “Ayam Jantan dari Timur”.
4. Pattimura (Thomas Matulesi) dari Maluku
     Pada tanggal 16 Mei 1817 Rakyat Maluku di bawah pimpinan Pattimura (Thomas Matulesi) mengadakan penyerbuan ke pos Belanda dan berhasil merebut benteng Duurstede. Dari Saparua perlawanan meluas ke tempat lain seperti Seram, Haruku, Larike, dan Wakasihu. Hampir seluruh Maluku melakukan perlawanan, sehingga Belanda merasa kewalahan. Pada tanggal 15 Oktober 1817, Belanda mulai mengadakan serangan besar-besaran. Pada bulan November 1817 Thomas Matulesi berhasil ditangkap.
5. Imam Bonjol dari Sumatra Barat
     Rakyat Minangkabau bersatu melawan Belanda. Terjadi pada tahun 1830– 1837. Perlawanan terhadap Belanda di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol. Untuk mengatasi perlawanan rakyak Minangkabau, Belanda menerapkan siasat adu domba. Dalam menerapkan siasat ini Belanda mengirimkan pasukan dari Jawa di bawah pimpinan Sentot Prawiradirja. Ternyata Sentot beserta pasukannya membatu kaum padri. Karena itu Sentot ditangkap dan diasingkan ke Cianjur,Jawa Barat. Pada akhir tahun 1834, Belanda memusatkan pasukannya menduduki kota Bonjol. Tanggal 16 Juni 1835, pasukan Belanda menembaki Kota Bonjol dengan meriam. Dengan tembakan meriam yang sangat gencar Belanda berhasil merebut Benteng Bonjol. Akhirnya pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol menyerah. Dengan menyerahnya Tuanku Imam Bonjol berarti padamlah perlawanan rakyat Minangkabau terhadap Belanda.
6. Diponegoro (Ontowiryo) dari Yogyakarta (1825 – 1830)
     Pangeran Diponegoro dengan nama kecil Raden Mas Ontowiryo, putra sulung Sultan Hamengkubowono III, lahir pada tahun 1785. Melihat penderitaan rakyat, hatinya tergerak untuk memperjuangkannya. Perlawanan Diponegoro pemicu utamanya adalah pemasangan tiang pancang membuat jalan menuju Magelang. Pemasangannya melewati makam leluhur Diponegoro yang dilakukan tanpa izin. Karena mendapat tentangan, pada tanggal 20 Juli 1825 Belanda melakukan serangan ke Tegalrejo. Namun dalam serangan tersebut tidak berhasil menemukan Diponegoro, karena sebelumnya Diponegoro telah memindahkan markasnya di Selarong. Dalam perlawanan melawan Belanda Pangeran Diponegoro dibantu Pangeran Mangkubumi, Sentot Pawirodirjo, Pangeran Suriatmojo, dan Dipokusumo. Bantuan dari ulama pun ada, yaitu dari Kyai Mojo dan Kyai Kasan Basri
     Untuk mematahkan perlawanan Diponegoro, Belanda melaksanakan siasat Benteng Stelsel (sistem benteng). Dengan berbagai siasat, akhirnya Belanda berhasil membujuk para pemimpin untuk menyerah. Melihat hal itu, Pangeran Diponegoro merasa terpukul. Dalam perlawanannya akhirnya Pangeran Diponegoro terbujuk untuk berunding. Dalam perundingan, beliau ditangkap dan diasingkan ke Makasar sampai akhirnya meninggal dunia pada tanggal 8 Januari 1855.
7. Pangeran Antasari dari Banjarmasin
     Perlawanan rakyat Banjar dipimpin oleh Pangeran Hidayat dan Pangeran Antasari. Perlawanan tersebut terkenal dengan Perang Banjar, berlangsung dari tahun 1859–1863. Setelah
Pangeran    Hidayat ditangkap dan diasingkan ke Cianjur, Jawa Barat perlawanan rakyat Banjar masih terus dilakukan dipimpin oleh Pangeran Antasari. Atas keberhasilan memimpin perlawanan, Pangeran Antasari diangkat sebagai pemimpin agama tertinggi dengan gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Beliau terus mengadakan perlawanan sampai wafat tanggal 11 Oktober 1862.
8. Sisingamangaraja XII dari Tapanuli Sumatra Utara
     Sisingamangaraja lahir di Baakara, Tapanuli pada 1849 dan menjadi raja pada tahun 1867. Saat bertahta, ia sangat menentang penjajah dan melakukan perlawanan, akibatnya ia dikejar-kejar oleh penjajah. Setelah tiga tahun dikejar Belanda, akhirnya persembunyian Sisingamangaraja diketahui dan dikepung ketat. Pada saat itu komandan pasukan Belanda meminta kembali agar ia menyerah dan menjadi Sultan Batak, namun Sisingamangaraja tetap menolak dan memilih mati daripada menyerah.


B. Pergerakan Nasional Indonesia
     Pergerakan nasional adalah perjuangan yang mengikutsertakan seluruh rakyat Indonesia. Latar belakang timbulnya pergerakan nasional adalah rasa senasib dan sepenanggungan, penderitaan rakyat akibat penjajahan, rakyat yang tidak mempunyai tempat mengadu nasib, adanya golongan terpelajar yang sadar akan perjuangan, dan kemenangan Jepang melawan Rusia pada tahun 1905. Sesudah tahun 1908 perjuangan banyak ditempuh dengan jalan diplomasi. Kegagalan perjuangan sebelum tahun 1908 disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut. 1. Belum ada persatuan dan kesatuan di seluruh Nusantara. 2. Perjuangan masih bersifat kedaerahan. 3. Kalah dalam persenjataan dan teknik perang.
     Tokoh penting pergerakan nasional antara lain sebagai berikut. 1. R. A. Kartini lahir di Jepara 21 April 1879 Jawa Tengah. Menerbitkan buku Habis Gelap Terbitlah Terang , cita-citanya ingin memajukan kaum wanita sederajat dengan pria. Ia mendapat gelar pahlawan emansipasi wanita. 2. Dewi Sartika dari Jawa Barat. Ia mendirikan sekolah Kautaman Istri. 3. dr. Sutomo, pendiri Budi Utomo pada tangal 20 Mei 1908. BU adalah organisasi pergerakan nasional pertama maka kelahirannya diabadikan sebagai hari kebangkitan nasional yaitu tanggal 20 Mei. 4. K.H. Dewantoro lahir tanggal 2 Mei di Yogyakarta dengan nama kecil R. Suwardi Suryaningrat. Jasa beliau adalah sebagai berikut. a. Pendiri Indische Partij bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangunkusuma. Mereka bertiga dikenal dengan nama Tiga Serangkai. IP berdiri tanggal 25 Desember 1912 di Bandung dengan tujuan ingin mempersatukan Indonesia mencapai kemerdekaan. b. Pendiri Taman Siswa tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta, organisasi pendidikan dan kebangsaan. Ia mempunyai semboyan “Ing ngarso sung tulodho, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani .” Karena jasa beliau di bidang pendidikan beliau mendapat gelar Bapak Pendidikan Nasional. Dan tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. 5. Douwes Dekker adalah mantan residen Lebak, ia menulis buku Max Havelaar dengan nama samaran Multatuli. Isi buku menceritakan penderitaan rakyat selama 31 tahun sewaktu dilaksanakan tanam paksa. Buku itu menggegerkan warga Belanda, akhirnya tanam paksa dibubarkan. Douwes Dekker juga ikut mendirikan Indische Partij. Tokoh lain yang ikut dalam pergerakan nasional adalah Saman Hudi (pendiri SDI) dan Hos Cokroaminoto, K.H. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), Ir. Soekarno, dan kawan-kawan (pendiri PNI), dan Muh. Hatta (pendiri PI).
C. Peranan Sumpah Pemuda
     Dipimpin oleh R. Satiman Wirjosandjojo. Tahun 1918 berganti nama dengan Jong Java. Tahun 1917 Moh. Hatta mendirikan Jong Sumatranen Bond (JSB). Tahun 1918 pemuda Ambon mendirikan Jong Ambon. Setelah itu menyusul Jong Celebes, Jong Batak, dan Sekar Rukun (Sunda). Tujuan mulia Trikoro Darmo yaitu sakti, budi, dan bakti. Pada bulan Nopember 1925
organisasi itu mengadakan pertemuan di Jakarta dan sepakat untuk berkumpul kembali. Pada bulan April 1926 diadakan kongres pemuda I di Jakarta. Ketuanya adalah M. Tabrani dan Sumarto sebagai wakilnya. Sekretarisnya adalah Jamaludin Adinegoro, dan Suwarso sebagai bendaharanya. Pada tanggal 27–28 Oktober 1928 diadakan Kongres Pemuda II. Ketua : Soegondo Djojopuspito Wakil Ketua : Djoko Marsaid Sekretaris : Moh. Yamin Bendahara : Amir Syarifudin Kongres Pemuda II menghasilkan Ikrar Sumpah Pemuda yang isinya sebagai berikut. 1. Kami putra-putri Indonesia, mengakui bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. 2. Kami putra-putri Indonesia, mengakui berbangsa satu, bangsa Indonesia. 3. Kami putra-putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Sebelum sumpah pemuda dibacakan dinyanyikan lagu Indonesia Raya oleh W.R. Supratman, setelah itu setiap pertemuan dimulai dinyanyikan lagu Indonesia Raya untuk menggugah semangat pemuda. Pada tanggal 22 Desember 1928 diadakan kongres organisasi wanita di Yogyakarta. Tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Untuk membantu militer Jepang dibentuk organisasi Seinendan, Fujinkai, Bogodan (pembantu polisi), Keibodan dan Heiho (pembantu prajurit). Tahun 1943 dibentuk PETA (tentara pembela tanah air) dan giguyun (tentara suka rela) yang bertugas mempertahankan wilayahnya. Untuk kepentingan perang Jepang, rakyat diperas dan dipaksa bekerja. Jepang menggerakkan pekerja paksa yaitu Romusha. Mereka dipaksa bekerja di tengah hutan, di tebing, pantai, sungai untuk membuat lapangan terbang dan kubu-kubu pertahanan serta rel kereta api. Romusha dipekerjakan di dalam dan luar negeri seperti Burma, Malaysia dan Thailand.
     Akibat penjajahan Jepang, rakyat kelaparan, kurang pangan, dan sandang. Rakyat dipaksa menanam padi sebanyak-banyaknya dan jarak untuk dijadikan pelumas mesin-mesin dan pesawat. Jepang berkuasa di Indonesia selama kurang lebih tiga setengah tahun. Beberapa tokoh pahlawan yang mengadakan perlawanan terhadap Jepang, yaitu 1. Tengku Abdul Jalil dan Tengku Abdul Hamid memimpin perlawanan di Aceh tahun 1942 dan 1944. 2. K.H. Zainal Mustafa di Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat tahun 1944. 3. Pang Suma di Tayan Pontianak Kalimantan Barat tahun 1944. 4. L.Roemkorem di Papua tahun 1943. 5. Supriyadi di Blitar Jawa Timur tanggal 14 Februari 1945.
2.3 Sejarah Perjuangan Proklamasi dan Kemerdekaan

Latar belakang

Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.[1] Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang (sic).
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.
Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.
Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.

Peristiwa Rengasdengklok

pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana --yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka --yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.

Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi izin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokio dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.
Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power". Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.
Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.[2] Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).

Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi

Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4]. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.[5]

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai
UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.